gaya-hidup

Sekalipun Masih Lama, Ngak Salah kan Bahas Lebaran? Lebaran di Cengkareng: Satu-satunya Lebaran Betawi

Sabtu, 9 Oktober 2021 | 09:40 WIB
Tradisi perayaan Lebaran Betawi (dok. Klikanggaran/Humaedi)

Jakarta, KlikAnggaran.com- Lebaran itu hari raya besar bagi umat Islam dan memiliki makna tersendiri bagi umat Islam di Indonesia.

Tradisi merayakan Lebaran berbeda di tiap daerah di Indonesia. Baik makanan maupun hal-hal kecil dalam merayakan Lebaran itu.

Menarik lho mengamati bagaimana setiap daerah merayakan Lebarannya. Nah, kali ini kita bahsa Lebaran di Betawi.

Lebaran di Indonesia senantiasa memiliki ke-khas-an dan keunikan tersendiri, tak terkecuali di daerah Betawi. Ciri khas suku Betawi yang guyub dan spontan tetap terlestarikan hingga saat ini.

Baca Juga: Ini Reaksi Pemenang Hadial Nobel Perdamaian 2021 dari Rusia, Ngak Nyangka, Lho!

Satu-satunya lebaran Betawi yang masih dipertahankan dan dirawat hingga saat ini terdapat di daerah Cengkareng, Jakarta Barat.

Di daerah Cengkareng tradisi silaturrahim, yakni saling kunjung mengunjungi antar warga masyarakat masih menjadi kebiasaan. Tidak mengenal status sosial dan ekonomi, hampir semua warga betawi masih setia kepada tradisi tersebut.

Di lebaran Betawi Cengkareng juga kita temui kuliner Betawi seperti kue kembang goyang, kue satu, kue lapis Betawi, dan dodol yang bersanding dengan kue kekinian lainnya.

Baca Juga: Miliaran Dolar Bantuan AS Tak Membuat Tentara Nasional Afganistan Perkasa, Mengapa?

Lebaran Betawi di Cengkareng berlangsung hingga tujuh hari. Orang Betawi Cengkareng memiliki jadwal keliling kampung sebagai berikut: hari pertama, dimulai dengan mengunjungi makam keluarga atau ulama yang dianggap berpengaruh.

Di Cengkareng ada makam tiga ulama yang biasanya ramai dikunjungi, yakni makam Guru Madjid di Basmol, makam Kyai Usman Perak di Rawa Buaya, dan makam Guru Muhammad Nadjihun di Duri Kosambi.

Setelah kunjungan ke makam kemudian dilanjutkan dengan silaturrahim ke rumah orangtua, encang encing atau kerabat dekat.

Baca Juga: Miliaran Dolar Bantuan AS Tak Membuat Tentara Nasional Afganistan Perkasa, Mengapa?

Suasana di makam Guru Muhammad Nadjihun

Halaman:

Tags

Terkini