(KLIKANGGARAN) – Bagi banyak orang, obat nyamuk menjadi pilihan utama untuk mencegah gigitan nyamuk yang berpotensi menularkan berbagai penyakit.
Produk ini tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari obat nyamuk bakar, elektrik, semprot, hingga varian berbahan alami.
Obat nyamuk bakar umumnya hadir dalam bentuk spiral. Saat dibakar, asap yang dilepaskan mengandung bahan aktif seperti pada produk Baygon Obat Nyamuk Bakar.
Sementara itu, pada jenis elektrik, bahan aktif disalurkan melalui pemanasan cairan atau mat, contohnya HIT Anti Nyamuk Elektrik.
Jenis semprot bekerja dengan menyebarkan bahan kimia langsung ke udara atau permukaan—seperti pada Vape Aerosol.
Ada pula pilihan berbasis minyak esensial dari tumbuhan, misalnya minyak sereh, minyak kayu putih, dan lavender.
Di balik perbedaan bentuk dan mekanisme kerja tersebut, terdapat beberapa bahan aktif yang sering digunakan, antara lain:
-
DEET (Diethyltoluamide)
Bahan ini telah lama digunakan untuk mengusir serangga seperti nyamuk, kutu, hingga lalat.
Bahan ini aman bila konsentrasinya di bawah 30 persen dan tidak dioleskan pada kulit yang terluka. -
Picaridin
Baca Juga: Ketua PFN Ifan Seventeen Tanggapi Polemik Merah Putih: One For All, Tegaskan Tak Gunakan Dana Pemerintah
Bahan sintetis ini umumnya digunakan dalam konsentrasi 5–20 persen dan dapat bertahan bekerja selama 8–12 jam. -
Permethrin
Bahan ini biasanya diaplikasikan pada pakaian atau perlengkapan luar ruangan. Selain mengusir nyamuk, permethrin juga berfungsi sebagai insektisida. -
Minyak Eucalyptus Lemon (PMD)
Efektivitasnya setara dengan DEET, namun tidak disarankan untuk digunakan pada anak di bawah usia tiga tahun. -
Karbamat dan organofosfat
Bahan aktif ini termasuk cukup berbahaya apabila bersentuhan langsung dengan tubuh.
Bahan aktif jenis ini mudah diserap kulit dan bisa terbawa menuju ke selaput lendir hingga paru-paru.