KLIKANGGARAN – Hari Raya Waisak, yang jatuh pada 12 Mei 2025 , merupakan momen sakral bagi umat Buddha untuk memperingati Trisuci Waisak —kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Siddhartha Gautama (Buddha).
Di Indonesia, perayaan Waisak ditandai dengan beragam ritual, seperti puja bakti, meditasi, dan pelepasan lampion di Candi Borobudur , yang ditetapkan sebagai pusat perayaan nasional sejak 1983.
Tahun ini, Waisak bertepatan dengan cuti bersama dan akhir pekan, menjadi kesempatan ideal untuk menjelajahi destinasi wisata bernuansa Buddha di Tanah Air. Berikut lima rekomendasi lokasi yang cocok dikunjungi:
1. Vihara Buddhagaya Watugong, Semarang
Vihara ini memadukan arsitektur Thailand dan Tiongkok, dengan Pagoda Avalokitesvara yang megah serta patung Buddha setinggi 5 meter. Keunikan utamanya adalah batu alami berbentuk gong ( Watugong ) yang diyakini membawa keberkahan.
Baca Juga: Hasan Nasbi Soroti Dampak Global Konflik Internasional terhadap Indonesia
2. Candi Muaro Jambi, Jambi
Sebagai kompleks candi Buddha terluas di Asia Tenggara, situs ini menyimpan 11 candi utama dan puluhan reruntuhan yang belum sepenuhnya tergali. Dahulu, Candi Muaro Jambi bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan agama Buddha.
3. Sanggar Agung Kenjeran, Surabaya
Klenteng tepi pantai ini menawarkan perpaduan arsitektur Jawa, Bali, dan Tiongkok. Patung Dewi Kwan Im setinggi 20 meter dan Stupa Maha Brahma menjadi ikon utamanya. Dari sini, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan Jembatan Suramadu .
4. Candi Mendut, Magelang
Terletak hanya 4,5 km dari Borobudur, Candi Mendut menjadi titik awal ritual kirab Waisak —para biksu dan umat berjalan kaki sambil membawa air suci dan bunga menuju Borobudur. Candi ini dikenal dengan arca Buddha raksasa dan relief cerita Jataka .
5. Candi Borobudur, Magelang
Sebagai pusat perayaan Waisak Nasional, Borobudur akan menggelar puncak acara pelepasan lampion pada 12 Mei 2025 dalam dua sesi: pukul 18.00–20.00 WIB dan 21.23 WIB (saat purnama penuh). Selain ritual, pengunjung bisa menikmati keindahan relief dan stupa saat matahari terbit.
Artikel Terkait
Cahaya Tidak Perlu Bertarung Dengan Kegelapan, Karena Cahaya Adalah Anugerah Untuk Mengusir Kegelapan
Fiersa Besari Selamat dari Insiden di Puncak Cartensz, Dua Pendaki Meninggal Dunia, Siapa Saja?
Harap-Harap Cemas Istri Fiersa Besari Menanti Kepulangan Suaminya dari Puncak Cartensz: Doa di Hari Ulang Tahun yang Penuh Air Mata
Punya Gangguan Lambung? Inilah Tips Mengatasinya Selama Puasa
Diam di Publik, Atalia Praratya Curhat ke Imam: 'Kami Kuat Hadapi Fitnah'
Inilah Sejarah Ditemukannya Ikan Mujair di Indonesia, Kenapa Dinamakan Mujair?