Apakah Penambangan Bitcoin China Berada di Balik Pemadaman Listrik Besar-Besaran Iran?

photo author
- Sabtu, 23 Januari 2021 | 19:52 WIB
CRIPTOCURRENCY
CRIPTOCURRENCY


(KLIKANGGARAN)--Kontroversi telah meletus di Iran setelah pejabat senior menyalahkan penambangan cryptocurrency di China atas pemadaman berulang di negara itu, serta polusi yang meroket.


Menyusul pemadaman listrik besar-besaran di Teheran pada awal Januari, laporan dan pejabat media mulai menunjuk ke sebuah situs pertambangan besar Tiongkok dekat kota Rafsanjan.


KPAI Soroti Kasus Siswi Nonmuslim Diwajibkan Berjilbab


Situs itu, yang mempekerjakan 54.000 penambang, adalah situs resmi terbesar untuk penambangan Bitcoin di negara tersebut, dilaporkan menggunakan 175 megawatt jam listrik.


Area, yang beroperasi dengan nama perusahaan Iran-China Investment Development Group, telah menolak tuduhan tersebut, menyalahkan inefisiensi dalam industri listrik Iran atas pemadaman listrik.


Namun, menyusul protes publik, Fassihi Harandi, Gubernur Rafsanjan, mengumumkan bahwa Situs tersebut secara sukarela menghentikan kegiatannya.


"Pejabat dari [penambangan Bitcoin] ini memberi tahu [kami] bahwa tujuan menghentikan aktivitas unit ini adalah untuk menyediakan listrik bagi orang-orang di daerah pemukiman dan mencegah [lebih] padam," katanya.


Kemudian dinyatakan bahwa semua penambangan Bitcoin di negara itu telah menghentikan aktivitas mereka selama dua minggu.


Kontroversi tersebut tidak hanya menimbulkan pertanyaan tentang kelayakan penambangan cryptocurrency di Iran, tetapi juga menyoroti perpecahan signifikan dalam pembentukan politik Iran atas hubungan Iran dengan China, dengan beberapa tokoh pro-China menuduh tokoh-tokoh pro-AS berusaha mencoreng Beijing atas perselingkuhan tersebut.


Masalah yang dipolitisasi?


Hossein Kanani-Moghaddam, seorang analis konservatif, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa dia yakin kehebohan itu berasal dari upaya untuk meminggirkan pengaruh China di Iran.


Tahun lalu, dilaporkan bahwa pemerintah Iran telah menyetujui draf kesepakatan 25 tahun dengan China tentang kerja sama ekonomi dan politik.


Kritikus berpendapat Teheran telah menyetujui kesepakatan "kolonial" yang akan memungkinkan China untuk menjarah sumber daya alam dan cadangan minyak negara itu.


"Menyusul bocornya laporan perjanjian 25 tahun Iran dengan China ke media, propaganda negatif diluncurkan terhadap Beijing di Iran, dengan beberapa wawancara menentangnya," kata Kanani-Moghaddam. "Saya pikir orang-orang yang dekat dengan Barat berada di belakang propaganda ini."

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nisa Muslimah

Tags

Rekomendasi

Terkini

X