Konversi Power Supply, Efisiensi Pertamina EP Hadapi Kondisi Triple Shocks

photo author
- Senin, 16 November 2020 | 17:16 WIB
KONVERSI POWER SUPPLY, EFISIENSI PERTAMINA EP HADAPI KONDISI TRIPLE SHOCKS
KONVERSI POWER SUPPLY, EFISIENSI PERTAMINA EP HADAPI KONDISI TRIPLE SHOCKS


Jakarta.www.klikanggaran,-- Fluktuasi harga minyak dunia, penurunan penjualan, fluktuasi nilai tukar Rupiah atau yang disebut sebagai triple shocks memiliki dampak terhadap industri hulu migas dunia termasuk di Pertamina.


Menghadapi itu, Pertamina EP sebagai anak perusahaan Pertamina Persero dan juga dibawah pengawasan SKK Migas, terus melakukan optimalisasi kegiatan operasional hulu migas serta upaya efisiensi agar tetap bisa berinovasi dan survive.


Salah satu upaya efisiensi yang sedang dilakukan oleh unit usaha Pertamina EP di wilayah kerja Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field mulai membuahkan hasil yang menggembirakan, dimana berhasil melakukan efisiensi dalam hal konversi Power Supply dari Diesel Engine Generator menjadi Power Supply dari PLN.


Program ini merupakan komitmen antara PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field dan PLN
yang telah dilakukan sejak 20 Februari 2019 melalui Pembangunan Power Plant Pad A dan Pad B menggunakan Diesel Rotary UPS System/DRUPS.


Program ini juga merupakan salah satu
Breakthrough Project PT Pertamina EP Asset 4 dengan target penyelesaian pekerjaan di tahun
2021.


Indarwan Harsoni, Field Manager Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field menjelaskan kebutuhan listrik merupakan jantung penggerak fasilitas operasi produksi, karena selama ini Sukowati Field Pad A dan B memiliki Power Plant sendiri.


Fasilitas ini membutuhkan daya masing- masing
sekitar 400 kW yang digunakan untuk mengoperasikan Water Injection Pump, ESP dan utilities lainnya.


Namun dengan konversi Power Supply dari Diesel Engine Generator ke PLN di Pad A dan Pad B ini, dapat memicu efisiensi biaya operasional akibat penurunan Fuel Consumption dengan total beban eksisting sebesar Rp. 625,575,848 per bulan dari biaya operasional sebelumnya sebesar Rp. 1,166,632,745 per bulan.


Artinya ada penghematan biaya operasional
sebesar Rp. 541,056,896 per bulan (setelah menggunakan Power PLN) dan masih bisa
ditingkatkan efisiensinya dengan optimalisasi ketersediaan Power sampai dengan 800 kW (Pad
A & B).


“Hal ini merupakan komitmen Sukowati Field untuk melakukan cost reduction dan
merealisasikan Breakthrough Project, terutama pada saat penurunan harga minyak dunia di tengah pandemi Covid19,” kata Soni.


Saat ini PT PLN (PERSERO), sudah menyelesaikan pembangunan gardu di area Sukowati Pad A dan Pad B, artinya terdapat potensi percepatan penyambungan Power Supply yang bisa dilakukan untuk Program PLN-isasi tanpa menggunakan Diesel Rotary UPS System (DRUPS) agar bisa dilakukan proses efisiensi operasional lebih dahulu dengan menggunakan sistem sewa jaringan.


Soni menambahkan, adapun beban operasional eksisting yang ada di Pad A adalah sekitar 153 kw untuk beban Pompa Injeksi (diluar beban ESP dan utilities lainnya) dan beban operasional
eksisting di Pad B adalah sekitar 210 kW untuk pompa injeksi dan 1 unit ESP (diluar beban ESP i


lainnya dan utilities lainnya).


Melihat total beban dari masing – masing Pad A dan B maka
ketersediaan jaringan sewa yang disediakan untuk masing – masing Pad A dan B adalah 400
KW.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: dedy dj

Tags

Rekomendasi

Terkini

X