"Pengalaman kami menunjukkan bahwa cara paling berdampak untuk menghasilkan perubahan jangka panjang adalah melalui dialog langsung dan tindakan yang berarti dengan mitra media kami, termasuk penangguhan dollar," kata Capossela.
Menurut informasi yang dihimpun KompasTekno dari Axios, Kamis (2/7/2020), pada tahun 2019 Microsoft membelanjakan 115 juta dollar AS atau Rp 1,6 triliun untuk beriklan di Facebook, berdasarkan riset perusahaan analis iklan Pathmatics.
Facebook dibanjiri kritikan Nick Clegg, VP Global Affairs and Communications, Facebook, mengakui bahwa perusahaannya dibanjiri kritikan dalam beberapa minggu terakhir, karena membiarkan unggahan kontroversial Presiden Donald Trump yang dianggap mengglorifikasi kekerasan.
"Saya ingin menegaskan secara jelas, Facebook tidak memperoleh keuntungan dari kebencian," kata Clegg seperti dikutip Kompas.com.
Clegg mengatakan, pengguna Facebook dan Instagram mengirimkan miliaran unggahan setiap harinya. Membasmi ujaran kebencian pun ibarat mencari jarum dalam tumpukan sekam.
Padahal, kata Clegg, Facebook telah berinvestasi miliaran dollar setiap tahun untuk mengembangkan teknologi dan merekrut pegawai untuk menjaga platform dari penyebaran konten negatif.
"Kami tambah jumlah orang-orang yang bekerja di area keselamatan dan keamanan hingga lebih dari 35,000 orang. Kami adalah pelopor dalam teknologi kecerdasan buatan untuk menghapus konten yang penuh kebencian dalam skala besar," jelas Clegg.
Baca juga: Unilever India Mengubah Merek ‘Fair & Lovely’ Menjadi ‘Glow & Lovely
Clegg sesumbar bahwa, menurut laporan komisi Eropa baru-baru ini, Facebook memproses 95,7 persen laporan ujaran kebencian dalam waktu kurang dari 24 jam, lebih cepat dari YouTube dan Twitter.
Pada bulan Juni 2020, Facebook mengklaim telah menemukan 90 persen ujaran kebencian dan telah menghapusnya lebih dulu sebelum ada laporan pengguna.
Pada kuartal pertama 2020, Facebook mengambil tindakan terhadap 9,6 juta konten, naik 5,7 juta dari kuartal sebelumnya.
Sebanyak 99 persen konten ISIS dan Al Qaeda, diklaim telah dihapus sebelum ada pengguna melaporkannya.
"Kami mungkin tidak pernah dapat menghapus kebencian seluruhnya dari Facebook, tetapi kami berkembang semakin baik untuk mencegah kebencian itu terjadi setiap waktu," pungkas Clegg.
Sumber: Kompas.Com