Jumlah pengguna OnePlus hampir menyamai catatan penjualan Samsung dan Apple di posisi pertama dan kedua penguasa pasar smartphone premium di India yang harganya dibanderol di atas 30.000 rupee atau Rp 5,6 juta.
Dikutip dari India Times, penjualan handphone China bisa dikatakan sama sekali belum terdampak ketegangan di perbatasan.
Sentimen anti-produk China hanya akan bertahan beberapa minggu saja.
Ini lantaran konsumen smartphone di India tak memiliki banyak opsi.
Memilih merek handphone lain, sama saja harus membayar harga lebih mahal dengan kualitas yang belum tentu sebaik produk China.
Di masyarakat India, jika itu sudah menyangkut harga produk yang murah dan reputasi yang baik, bakal sulit tergeser meski ada seruan boikot yang gencar.
Seorang eksekutif di sebuah perusahaan e-commerce terkemuka di India, menyebut sejauh ini belum ada penurunan penjualan ponsel pintar dari merek-merek China.
Penguasan smartphone di India, Xiaomi, bahkan tengah meluncurkan produk terbarunya di India di tengah ketegangan kedua negara.
Oppo juga tetap berencana meluncurkan produk OnePlus terbarunya yang menyasar segmen premium di India bulan depan.
"Merek China butuh setidaknya 3 tahun untuk menguasai pasar India. Jika tiba-tiba kita menghilangkannya dari daftar karena boikot, lalu siapa yang mau mengisi kekosongannya?" kata Kepala Analis techARC Faisal Kawoosa dikutip dari IANS.
Sumber: Kompas