“Kami bekerja sama dengan perusahaan, tapi memang sulit mengubah kebiasaan masyarakat,” tambah Nadia.
Reuters juga melaporkan dokumen WTO yang menyebutkan produsen makanan asal AS cemas aturan ini bisa mengganggu ekspor mereka ke Indonesia. Saat ini, nilai ekspor produk pangan AS ke Indonesia mencapai sekitar Rp892 miliar per tahun.
Di sisi lain, sebagian produsen dalam negeri juga sempat meminta penundaan sehingga kebijakan ini berkali-kali batal masuk daftar prioritas legislasi.
Meski demikian, pakar kesehatan publik dari CISDI, Diah Saminarsih, menilai aturan ini mendesak untuk segera diterapkan.
“Industri memang selalu memberikan tekanan, tapi semakin banyak orang Indonesia jatuh sakit karena penyakit tidak menular seperti kanker dan diabetes akibat pola makan tidak sehat,” ujarnya.**