bisnis

Kerugian Ekonomi Akibat Wabah PMK Tembus Rp9 Triliun, Pemerintah Perketat Program Vaksinasi Ternak Nasional di 2025

Selasa, 26 Agustus 2025 | 21:14 WIB
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI, Agung Suganda. ((Dok. Kementan RI))

(KLIKANGGARAN) – Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkap besarnya kerugian akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Indonesia pada tahun 2022 lalu.

Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda menyebut total kerugian ekonomi yang timbul mencapai angka Rp9 triliun.

“Pada saat wabah di tahun 2022 kemarin cukup besar. Kalau perhitungan kita hampir sekitar Rp9 triliun kerugiannya,” kata Agung kepada awak media di Hotel Gran Melia, Jakarta, pada Selasa, 26 Agustus 2025.

Baca Juga: Dugaan Food Tray MBG Impor China Mengandung Babi, IPNU Desak Pemerintah Pakai Produk Lokal Demi Kehalalan dan Ekonomi RI

Agung menjelaskan, kerugian tersebut terjadi karena banyak ternak yang produktivitasnya menurun. Selain itu, sebagian hewan terpaksa dipotong lebih awal untuk menekan kerugian para peternak.

“Kerugian dari produktivitas, kemudian juga dari ada yang mati dipotong paksa dan sebagainya,” ujarnya.

Kasus PMK 2022 menjadi pelajaran penting bagi pemerintah. Kini, langkah pencegahan terus digencarkan, terutama melalui program vaksinasi rutin bagi hewan ternak.

Baca Juga: Mendikdasmen Abdul Mu’ti Ajukan Tambahan Anggaran Rp14,4 Triliun untuk PIP, Perluasan TK, hingga Kenaikan Insentif Guru Honorer

Program vaksinasi dilakukan dua kali dalam setahun. Periode pertama berlangsung Januari-Maret, yang ditujukan untuk persiapan menjelang Idul Adha ketika mobilisasi hewan kurban meningkat.

Sementara itu, lanjut Agung, periode kedua digelar pada Juni-September. Tujuannya, mengantisipasi munculnya kembali kasus PMK saat mobilisasi ternak di akhir tahun 2025.

“Untuk periode yang kedua targetnya mencegah munculnya kasus pada saat mobilisasi ternak yang akan dilakukan biasanya di bulan November-Desember seiring dengan penyiapan ternak-ternak untuk penyembelihan hewan kurban di tahun depan,” jelas Agung.

Baca Juga: Vidi Aldiano Nyaris Ambruk di Panggung, Aksi Dedy Corbuzier Selamatkan Bikin Haru

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan itu lantas menekankan pentingnya pengendalian PMK agar sektor peternakan tetap menarik bagi investor.

“Tetapi kalau PMK-nya tidak terkendali, maka jangankan mengundang investor, pasti mereka akan berpikir seribu kali untuk melakukan investasi di peternakan sapi di Indonesia,” tutur Agung.

Halaman:

Tags

Terkini