bisnis

Sepatu dengan Bintang Iklan Roger Federer Dijual dengan Harga 10 hingga 20 Kali Lipat dari Biaya Produksinya

Senin, 22 Januari 2024 | 18:23 WIB
Roger Federer (Instagram/On)

KLIKANGGARAN -- Produsen pakaian olahraga berbasis di Swiss, On, yang terkenal dengan sepatu lari bersol awan yang didukung oleh legenda tenis Roger Federer, tengah mendapat pengawasan ketat setelah dilakukan penyelidikan oleh majalah konsumen K-Tipp. Penyelidikan tersebut mengungkapkan kekhawatiran etika terkait taktik penetapan harga perusahaan yang mengganggu.

Menurut K-Tipp, On melakukan outsourcing produksinya ke Vietnam dengan membayar biaya minimal sebesar 17,86 franc Swiss (sedikit di atas $20) untuk memproduksi model 'Roger Advantage'. Namun, perusahaan ini menjual model tersebut dengan harga yang mencengangkan, yaitu 190 franc ($219) di platform online-nya, menghasilkan margin yang sangat besar setelah memperhitungkan biaya logistik, pemasaran, dan personel.

Perbedaan harga ini bahkan lebih besar pada sepatu hikingnya, seperti model 'Cloudtilt Loewe', yang biaya produksinya di Vietnam hanya 20,80 franc ($24), namun On menjualnya dengan harga eceran yang tinggi sebesar 445 franc ($513) – lebih dari dua puluh kali lipat biaya produksi.

Perusahaan ini membebankan rata-rata delapan kali lipat biaya produksi kepada pelanggannya. Sementara merek pakaian olahraga lain seperti Puma dan Adidas, misalnya, hanya membebankan sekitar empat kali lipat biaya produksi.

Kritik terhadap On semakin diperkuat oleh kekhawatiran terhadap kualitas produknya. Para profesional medis mengkhawatirkan potensi risiko kesehatan akibat kelembutan sepatu On, sementara lembaga perlindungan konsumen melaporkan keluhan berulang mengenai kualitas rendah. Bahkan, salah satu pengecer sepatu On menggambarkannya sebagai “produk klasik sekali pakai”.

Kontroversi seputar On tidak hanya berkaitan dengan harga yang tinggi untuk produk yang dianggap banyak orang sebagai produk di bawah standar. Ada juga pertanyaan mengenai komitmen perusahaan terhadap praktik bisnis yang etis. On berjanji bahwa “100 persen” pemasok utamanya di Vietnam akan membayar “upah yang layak” mulai tahun 2025 dan seterusnya. Namun, rincian mengenai apa yang dimaksud dengan upah layak masih belum jelas. Laporan menunjukkan bahwa para pekerja sepatu di Vietnam saat ini hanya mendapatkan upah minimal yang seringkali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Meskipun masih ada pertanyaan mengenai kecukupan upah yang dibayarkan kepada pekerja pabrik perusahaan, tiga pendiri Swiss dan dua CEO secara kolektif menerima 19 juta franc Swiss (hampir $22 juta) pada tahun 2022. Rincian keuangan kompensasi Federer melalui keterlibatannya dengan On masih dirahasiakan.

Vietnam, sebagai pusat manufaktur utama di Asia, memainkan peran penting dalam memproduksi barang-barang untuk merek-merek terkemuka di berbagai industri, termasuk teknologi, garmen, dan pakaian olahraga.

Strategi pengadaan On melibatkan penggunaan subkontraktor di Asia, sebuah praktik yang, meskipun umum terjadi di industri ini, namun tetap menimbulkan kekhawatiran mengenai kondisi tenaga kerja dan upah. Pekerjaan manufaktur di Vietnam dikenal dengan kondisi kerja yang menantang, dengan fasilitas yang sering kali terganggu oleh ventilasi yang buruk. Pekerja juga dapat terpapar bahan kimia beracun baik di dalam maupun di luar pabrik.

On mendapat perhatian khusus karena kombinasi beberapa faktor, namun yang paling menonjol di antaranya adalah strategi penetapan harga perusahaan.

Konteks yang lebih luas ini menyoroti beragam permasalahan seputar operasi On, yang mencakup kondisi ketenagakerjaan, praktik keuangan, dan tanggung jawab perusahaan, yang semakin memperdalam pengawasan terhadap merek pakaian olahraga Swiss.***

Tags

Terkini