KLIKANGGARAN --Jumlah pemesanan yang dilakukan oleh warga Rusia untuk destinasi wisata populer di Mesir, yaitu Kairo dan Sharm el-Sheikh, pada bulan Januari mengalami penurunan tahun ke tahun sebesar 14%, seperti yang dilaporkan oleh surat kabar bisnis Rusia Kommersant pada awal minggu ini, mengutip perhitungan dari situs web perjalanan Ostrovok.ru.
Penurunan permintaan liburan di negara Afrika ini, yang dulunya sangat populer di kalangan warga Rusia yang ingin melarikan diri dari salju dan suhu di bawah nol, terutama disebabkan oleh situasi geopolitik di seluruh wilayah tersebut. Selama enam bulan terakhir, Mesir telah terkena eskalasi konflik Israel-Palestina yang berlangsung puluhan tahun, serta serangan Houthi terhadap kapal kargo di Laut Merah.
Selain masalah keamanan, liburan di Mesir menjadi lebih mahal, kata CEO operator tur Rusia Space Travel, Artur Muradian, kepada media, mengatakan kenaikan harga terkait dengan nilai tukar rubel yang tinggi sepanjang tahun.
"Sekarang fluktuasinya mencapai 90 rubel per dolar, dan ini buruk bagi Mesir," kata pakar perjalanan tersebut. "Karena kebutuhan mendesak untuk terbang ke berbagai negara dan wilayah selatan Rusia, durasi penerbangan meningkat menjadi enam jam," katanya, "yang berarti tiket tidak bisa murah."
Selain itu, sektor pariwisata saat ini mengalami kekurangan penerbangan langsung, yang tidak dapat disediakan oleh maskapai Mesir maupun Rusia. Hal ini memaksa maskapai untuk mengenakan biaya transportasi yang lebih tinggi.
Kombinasi dari berbagai faktor ini telah menggeser paket liburan di Mesir dari kategori anggaran ke segmen menengah, meningkatkan harga satu minggu untuk dua orang di salah satu resor negara tersebut hingga 180.000 rubel (lebih dari $2.000).
Agen perjalanan Rusia juga menyoroti popularitas yang semakin meningkat dari destinasi lain di Timur Tengah, meskipun situasi geopolitik yang tidak stabil di wilayah tersebut.
"Uni Emirat Arab jelas menjadi pemimpin, sedangkan permintaan tur ke Qatar, Oman, dan Bahrain baru-baru ini mengalami pertumbuhan yang signifikan," kata Dmitry Gorin, Wakil Presiden Serikat Industri Perjalanan Rusia, kepada Kommersant.
Lansir Russia Today, berdasarkan data yang dilacak oleh Ostrovok, jumlah pemesanan luar negeri untuk musim panas telah meningkat sebesar 77% dibandingkan dengan pemesanan untuk musim panas 2023, dengan Turki tetap menjadi pemimpin di antara destinasi yang paling disukai.
Di sana, biaya rata-rata tur untuk dua orang telah melonjak 20%, mencapai lebih dari 200.000 rubel (sekitar $2.300). Perjalanan yang sebanding ke Mesir memiliki biaya yang hampir sama.***