Insiden ini menunjukkan bagaimana AI dapat digunakan untuk melanggar privasi orang. Pada tahun 2020, algoritma AI yang digunakan oleh sistem peradilan pidana di Amerika Serikat ditemukan bias terhadap orang kulit hitam. Algoritma tersebut lebih cenderung memprediksi bahwa orang kulit hitam akan melakukan kejahatan daripada orang kulit putih, yang menyebabkan lebih banyak orang kulit hitam ditahan dan dipenjara.
Baca Juga: Unggul Hitung Cepat di Semua Lembaga Survei, Prabowo: Jangan Jemawa, Tetap Rendah Hati
Insiden ini menunjukkan bagaimana AI dapat digunakan untuk melanggengkan rasisme dan ketidakadilan. Ini hanya sebagian dari banyaknya kejahatan internet yang didukung oleh AI.
Namun, berjalan menjauh dari teknologi atau menolak kemajuan lanjut dari teknologi bukanlah cara untuk mengatasi tindakan kriminal internet yang didukung oleh AI.
Lalu bagaimana agar kemajuan teknologi yang begitu hebat hingga mampu membantu manusia mengerjakan tugas paling kompleks ini lepas dari para penjahat dengan tindakan kriminal-kriminalnya? Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk menurunkan potensi terjadinya kejahatan kriminal, mulai dari edukasi masyarakat hingga kerjasama antara industri teknologi dan pemerintah.
Edukasi terhadap masyarakat di segala kalangan dan usia sangat penting untuk menghadapi berbagai macam kejahatan kriminal yang mungkin terjadi. Faktanya, banyak dari warga yang menjadi korban penipuan email atau pesan melalui ponsel adalah mereka yang kurang paham dengan teknologi sehingga kurang mampu membedakan pesan atau email asli dengan yang palsu.
Ini menjadi langkah penting dan paling utama untuk pemerintah sekitar untuk mengedukasi masyarakatnya agar mampu mengikuti kemajuan teknologi dan tetap awas terhadap modus-modus yang beredar.
Dengan menjadi lebih awas terhadap modus penipuan yang beredar, kita memblokir jalan para kriminalitas untuk melakukan penipuan. Selain penipuan, penyebaran hoax yang berkepanjangan juga mampu dihindarkan dengan edukasi masyarakat.
Edukasi masyarakat ini mampu berupa kerjasama antara pemerintah, industri teknologi, dan profesional cyber security untuk menyebarkan informasi tentang potensi ancaman dan cara mencegah kriminalitas yang ditunjang oleh AI.
Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan keamanan pada AI sendiri. Pemerintah dapat bekerjasama secara internasional untuk membentuk dan melaksanakan regulasi yang menjelaskan penggunaan AI yang dapat diterima serta hukuman bagi pelanggaran penggunaan AI. Hal ini mampu mengurangi dan menuntut para kriminalitas. Langkah lainnya adalah memanfaatkan AI itu sendiri sebagai cyber security.
Kebolehan algoritma AI untuk mendeteksi aktivitas yang tidak biasa dan memprediksi adanya potensi ancaman mampu menangani kejahatan internet lebih cepat dari alat keamanan lainnya.
Penting untuk diingat bahwa pendidikan publik tentang kriminal AI adalah proses yang berkelanjutan. Perlu ada upaya yang konsisten dan terkoordinasi dari berbagai pihak untuk meningkatkan kesadaran tentang potensi bahaya AI dan untuk membangun masyarakat yang lebih aman dan bertanggung jawab.
Baca Juga: Sinopsis Captivating the King Episode 10: Apakah Rencana Hee-soo Kali Ini akan Berhasil juga?
Kemajuan AI membawa banyak manfaat, tetapi juga menghadirkan bayang-bayang dampak negatif yang tak boleh diabaikan. Kejahatan AI, seperti deep fake, cyberwarfare, dan penyalahgunaan algoritma, berpotensi membawa konsekuensi fatal bagi individu, masyarakat, dan dunia.
Artikel Terkait
Kisah Sukses Kampus Mengajar Angkatan 6 Di SD Negeri Curug 1 Dalam Meningkatkan Literasi, Numerasi Dan Adaptasi Teknologi
Pesawat Listrik China, AG60E, Terbang Perdana dari Bandara Bandara Jiande Qiandaohu: Bukti Perkembangan Teknologi Kedirgantaraan China
Survei WEF: Manfaat Teknologi AI terhadap Produksi Akan Lebih Terasa di Negara Berpendapatan Tinggi
Jajaki Kerja Sama Pengembangan Inovasi Teknologi, BRIN Kunjungi PT Pindad