Jakarta, Klikanggaran.com (29/10/2017) - Direktur Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, pernah merasa kesal pada partai politik. Menurutnya, para partai politik telah melakukan diskriminasi kepada kandidat perempuan untuk tidak dicalonkan menjadi Gubernur Jawa Barat pada Pilgub 2018.
Uchok Sky pada waktu itu menyebut nama-nama mojang cantik yang berpotensi untuk diusung oleh partai politik. Misalnya saja Erni Suganti, Dr. Cellica, Netty Prasetiyani, dan Desy Ratnasari.
Tetapi, kondisi politik teraktual, para mojang Bandung satu per satu "berguguran", ditolak oleh para partai politik. Perempuan dianggap penyangkit "kusta" oleh partai politik. Uchok Sky mengklaim, selera partai politik Jawa Barat, sukanya sama lelaki, dan hal ini dinilainya bias gender.
Meskipun calon Gubernur Jawa Barat dari jenis perempuan sudah tumbang dan berguguran, tetapi masih ada yang bisa "hidup" secara politik. Yakni Netty Prasetiyani, yang secara terus menerus melakukan "gerilya" politik untuk melobi para pengambil keputusan di PKS.
Apalagi, setelah PKS "cerai" secara koalisi dengan partai Gerindra, nasib perempuan seperti Netty Prasetiyani tiba-tiba punya harapan untuk dijadikan calon Gubernur Jawa Barat. Dan, PKS akan berkoalisi dengan PDI Perjuangan, maka harapan buat Netty Prasetiyani semakin besar untuk jadi kandidat calon Gubernur dari PKS.
Selain Netty Prasetiyani, perempuan lain yang sedang dilirik sebagai calon Gubernur Jabar adalah Desy Ratnasari. Desy adalah seorang artis dan anggota DPR, saat ini sedang dicoba untuk diusung dan dipertimbangkan sebagai calon dari PAN. Tetapi, sepertinya PAN masih ragu-ragu untuk serius mengusung Desy Ratnasari sebagai calon Gubernur Jabar 2018.
Dengan demikian, kandidat yang akan bertarung pada pilgub 2018 akan didominasi oleh para lelaki. Ini memperlihatkan bahwa kekuatan perempuan sangat disepelekan oleh politisi berjenis lelaki.
Atau, karena takut dibersihkan dari korupsi?