Jakarta, Klikanggaran.com (23-7-2019) - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang merupakan salah satu produsen baja terbesar di Tanah Air nampaknya semakin dalam kondisi tertekan. Karena sudah sejak sekitar 7 tahun terakhir terus mengalami kerugian.
Banyak faktor tentu yang membuat keuangan Krakatau Steel (KS) terus terpukul. Salah satu faktor penyebab kerugian Krakatau Steel yang terkuak ialah proyek blast furnace.
Ketua Komite Pengembangan Usaha dan Risiko sekaligus Komisaris Indepen KS, Roy Edison Maningkas, mengungkapkan, fasilitas blast furnace yang diperkirakan akan mampu menghasilkan hot metal 1,1 juta ton per tahun, justru diprediksi akan merugikan perseroan.
Tak tanggung-tanggung, nilai kerugian akibat proyek tersebut digadang-gadang hingga Rp 1,3 triliun per tahun. Hal ini disebabkan harga pokok slab yang dihasilkan dari fasilitas blast furnace diklaim jauh lebih mahal dari harga pasar.
Alasan itulah yang kemudian membuatnya membuat permohonan pengunduran diri sebagai Komisaris Independen perusahaan plat merah tersebut. Roy pun telah menyampaikan permohonan tersebut sekaligus dissenting opinion kepada Kementerian BUMN.
"Saat fasilitas ini akan beroperasi 4 pekan lalu, saya langsung menyatakan tidak setuju dan sampaikan dissenting opinion," ungkap Roy dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Selasa (23/7/2019).
Dirinya menilai, beroperasinya fasilitas blast furnace terkesan dipaksakan. Ditambah lagi fasilitas keamanan yang masih diragukan karena belum memiliki gas holder.