Jakarta, Klikanggaran.com (26-03-2019) - Tahun Anggaran 2017 atas perencanaan pekerjaan pengadaan dan pemasangan Aircraft Ground Support Equipment System Apron T3 BSH yang selanjutnya disebut dengan pekerjaan GSS pada PT Angkasa Pura II (Persero) diketahui tidak bermanfaat dan malah menimbulkan banyak masalah.
Seperti halnya diketahui PT Angkasa Pura II mau tidak mau harus mengeluarkan biaya tambahan, yang nilainya diketahui tidak sedikit, yaitu sebesar Rp16.026.000.000. Sedangkan hasil dari pekerjaan tersebut belum dirasakan oleh PT Angkasa Pura II. Bahkan kabarnya, pekerjaan tersebut malah menghambat proyek lain yang bersinggungan.
Jadi dari segi manfaat, bukannya pekerjaan pengadaan GSS tersebut memberi manfaat bagi PT Angkasa Pura II, ini malah sebaliknya, diduga memberi masalah.
Salah satunya yang sudah disampaikan yaitu adanya ketidakhematan karena ada penambahan biaya pekerjaan atas pekerjaan rework konstruksi Apron pada addendum kedua sebesar Rp16.026.000.000. Hal ini juga karena sebagian lokasi GSS telah terlanjur dicor konstruksi apron.
Selain itu masalah yang terjadi lainnya adalah berpotensi adanya risiko tidak tertib administrasi baik dalam pencatatan nilai aset maupun dalam pembukuan. Bahkan bisa terjadi kondisi telah dibayar, namun seakan masih ada nilai sisa karena secara prestasi belum mencapai 100 persen terhadap pembayaran dan sisa dana yang tidak bisa dialihkan ke anggaran lainnya.
Ditambah risiko lainnya seperti dalam pemanfaatan peralatan GSS karena masa pemeliharaan dan garansi peralatan telah habis sedangkan pemanfaatannya belum dilakukan. Belum lagi PT Angkasa Pura II harus kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan dari pemanfaatan peralatan GSS yang telah selesai dikerjakan, namun belum dimanfaatkan.
Artinya pekerjaan tersebut, menurut publik seolah proyek-proyekan saja, sehingga diduga berakibat hanya akan menghambur-hamburkan anggaran negara.