KLikanggaran.com-- Kementerian luar negeri Indonesia mengatakan prihatin dengan penjualan kapal selam bertenaga nuklir AS dan Inggris ke Australia, mengklaim itu berkontribusi pada perlombaan senjata dan meningkatkan proyeksi kekuatan di Indo-Pasifik.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan sedang mengamati "dengan hati-hati" kesepakatan yang terbaca Inggris dan AS menjual kapal selam bertenaga nuklir ke negara tetangga Australia, menjadikannya negara ketujuh dengan armada nuklir bawah laut.
“Indonesia sangat prihatin dengan berlanjutnya perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer di kawasan,” bunyi pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa Jakarta ingin menekankan pentingnya Australia mematuhi komitmennya terhadap nonproliferasi nuklir.
Baca Juga: Puluhan Karangan Bunga Penuhi Halaman Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas. Ada Apa?
Kementerian luar negeri mendorong Australia untuk memenuhi kewajibannya untuk “menjaga perdamaian, stabilitas dan keamanan” di kawasan Indo-Pasifik sesuai dengan Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama – sebuah pakta perdamaian yang ditandatangani oleh negara-negara Asia Tenggara.
Dalam lima poin terakhir, Jakarta menyerukan Canberra untuk tidak mengingkari dialog dengan mitra regional menyusul pembuatan pakta AUKUS, kesepakatan strategis yang signifikan yang meningkatkan kerja sama keamanan di Indo-Pasifik antara Canberra, London dan Washington. Ini adalah pakta AUKUS (Australia, Inggris & AS) yang terbaca bahwa Australia menerima kapal selam nuklir.
Berbicara pada hari Jumat, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan kepada radio ABC bahwa menteri pertahanan dan luar negeri Indonesia diberitahu tentang rencana tersebut, dan bahwa ia bermaksud untuk berbicara dengan Presiden Joko Widodo segera.
Baca Juga: Dodi Reza Anggap Sang Ayah Adalah Mentor Terbaik Masyarakat Sumsel
Pakta AUKUS, yang diumumkan pada Rabu malam oleh para pemimpin tiga negara, terbentuk dengan mengorbankan Prancis yang pada tahun 2016 memiliki kesepakatan dengan Canberra, sehingga pengiriman kapal selam diesel itu telah dibatalkan.
Morrison telah mengutip lingkungan strategis yang berubah sebagai alasan untuk meninggalkan kapal selam diesel Prancis demi kapal bertenaga nuklir yang dipersenjatai secara konvensional. Canberra semakin berselisih dengan China selama dua tahun terakhir. Langkah ini sebagian besar dilihat sebagai upaya untuk melawan ancaman yang dirasakan China.*
Apabila Anda pikir bahwa artikel ini menarik, mohon untuk men-share kepada Teman Anda, terima kasih.
Artikel Terkait
Fitur Pod Penyelamat pada Kapal Selam Type 209 Milik India
Kedalaman Hilangnya Kapal Selam KRI Nanggala-402 Setara Burj Khalifa
KRI Nanggala 402 dan Kapal Selam Milik Negara Lain yang Alami Kecelakaan
China Luncurkan Kapal Selam Nuklir, Kapal Perusak, Kapal Pendaratan pada Hari yang Sama
Kazan Kapal Selam Nuklir Milik Rusia