KLIKANGGARAN -- Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan pemerintahnya akan menindaklanjuti skandal yang melibatkan perwira intelijen negaranya.
Adalah sebuah buku yang mengeklaim seorang perwira intelijen Kanada membantu memasukkan siswi Inggris ke Suriah pada tahun 2015, setidaknya satu di antaranya akhirnya menikahi seorang pejuang Negara Islam.
Lansir Russia Today, Trudeau mengatakan bahwa Badan Intelijen Keamanan Kanada (CSIS) harus mematuhi undang-undang Kanada dan "aturan ketat" perilaku. Ia berjanji untuk memastikan bahwa "pengawasan yang tepat dilakukan seperlunya."
Namun, dia menambahkan bahwa badan intelijen harus “fleksibel dan kreatif dalam pendekatan mereka” untuk menjaga Kanada dan Kanada tetap aman “di dunia yang sangat berbahaya.”
Baca Juga: Bank Sentral Rusia: Cadangan Mata Uang Asing Dibagi untuk Masa Damai dan Masa Darurat
Tanggapan PM Kanada muncul setelah sebuah buku baru-baru ini berjudul "The Secret History of the Five Eyes" oleh jurnalis investigasi pemenang penghargaan Richard Kerbaj, mengklaim bahwa seorang mata-mata Kanada telah menyelundupkan Shamima Begum kelahiran Inggris dan beberapa temannya ke Suriah pada tahun 2015.
Begum, yang saat itu berusia 15 tahun, bersama teman-teman sekolahnya Kadiza Sultana, 16 dan Amira Abase, 15, semuanya bergabung dengan organisasi teroris ISIS setelah mereka tiba di negara itu dan diduga menikah dengan pejuang ISIS.
Diyakini bahwa Sultana dan Abase telah terbunuh, sementara Begum menjadi berita nasional ketika dia berusaha untuk kembali ke Inggris dan mendapatkan kembali kewarganegaraan Inggrisnya, yang dicabut berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Inggris pada tahun 2019.
Baca Juga: Kepsek Tidak Terima Dipindahkan, Bupati Sebut Bisa Diberhentikan Jadi Pegawai
Menurut Kerbaj, ketiga siswi tersebut diperdagangkan ke Suriah dari Turki pada Maret 2015 oleh seorang pria bernama Mohammed al-Rashed, yang telah bekerja sebagai informan untuk intelijen Kanada dan diduga menyelundupkan puluhan warga negara Inggris lainnya untuk berperang bagi ISIS.
Buku tersebut menuliskan Rashed mengatakan kepada penangannya di Kanada bahwa Begum telah melakukan perjalanan ke Suriah empat hari setelah dia meninggalkan Inggris.
Begum bergabung dengan organisasi teroris, sementara polisi Metropolitan meluncurkan pencarian putus asa untuk gadis-gadis itu. Baik otoritas Kanada maupun Inggris tidak mengakui bahwa tautan ini dibuat.
Kerbaj mengklaim CSIS menutupi hubungannya dengan kasus Begum selama tujuh tahun, dengan mengatakan: "berlindung pada satu hal yang melindungi semua badan intelijen ... dari potensi rasa malu: kerahasiaan."