peristiwa-internasional

Amerika Serikat Ketar-Ketir Menghadapi Drone Tempur Iran?

Minggu, 21 November 2021 | 08:24 WIB
Presiden AS, Joe Biden dan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin (Instagram/lloydaustino1)

KLIKANGGARAN--Iran dan pesawat tak berawaknya (drone) ternyata dinilai sebagai ancaman bagi pasukan AS dan sekutunya di Timur Tengah, dan Washington akan bekerja untuk mencegahnya, kata kepala Pentagon kepada para pejabat Teluk di tengah kekhawatiran bahwa pasukan AS sedang dipindahkan dari wilayah tersebut.

Proliferasi UAV serangan satu arah Iran merupakan ancaman konstan bagi pasukan Amerika dan penghalang dalam perang melawan ISIS,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin selama konferensi keamanan regional di Bahrain pada hari Sabtu, 20 November 2021, dikutip RT dengan jurul artikel "Pentagon chief promises Arab allies it will counter Iran".

“Sistem seperti itu cenderung menonjol dalam konflik di masa depan dan mereka sudah mengancam pesawat sipil. Itu sebabnya departemen saya menjadikannya prioritas untuk mengatasi ancaman drone,” tambah pejabat AS itu.

Baca Juga: Hari Ini, PALI Akan Bersua Tetangganya Sendiri Prabumulih di Cabor Sepakbola Porprov XIII OKU Raya

Padahal, Amerika Serikat sendiri menggunakan drone untuk operasi militernya dan menyerang orang-orang yang ditargetkan di seluruh belahan dunia.

Pada konferensi Dialog Manama, Lloyd menyoroti preferensi pemerintahan Biden untuk diplomasi daripada aksi militer, tetapi mengatakan Pentagon siap untuk mengerahkan kekuatan yang luar biasa dan mengamankan kemenangan di bagian mana pun di dunia, itu harus dipanggil untuk melakukannya.

"Kami tetap berkomitmen pada hasil diplomatik dari masalah nuklir ... Jika Iran tidak mau terlibat secara serius, maka kami akan melihat semua opsi yang diperlukan untuk menjaga keamanan AS," ia memperingatkan, merujuk pada negosiasi tidak langsung lanjutan antara AS. dan Iran di Wina.

Baca Juga: AI Mengkreasi 9 Juta Obat Baru, Kata Sebuah Laporan Riset

Austin meminta Teheran untuk menunjukkan komitmennya untuk memperbarui perjanjian internasional 2015 tentang program nuklirnya, dari mana AS menarik diri di bawah Presiden Donald Trump.

Pemerintahan Biden mengatakan ingin menghidupkan kembali kesepakatan itu, tetapi kedua belah pihak tidak setuju tentang bagaimana ini harus dilakukan. Dia juga menegaskan kembali tekad Washington untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir, sebuah ambisi yang dibantah oleh pemerintah Iran.

Menggambarkan ancaman militer Iran yang diklaim, kepala Pentagon tidak mengidentifikasi insiden tertentu. Namun pidato itu muncul beberapa minggu setelah serangan terhadap pangkalan militer yang didirikan AS di Suriah timur, yang oleh beberapa media dikaitkan dengan orang Iran.

Baca Juga: Di Tapal Batas Papua, Satgas Yonif 512 Menjalin Silaturahmi dengan Masyarakat

Lima drone yang disebut 'drone kamikaze' dilaporkan menghantam pangkalan Al-Tanf dekat dengan titik persimpangan Suriah dengan Irak dan Yordania pada 20 Oktober.

Serangan itu tidak menimbulkan korban, karena pasukan AS dievakuasi beberapa jam sebelum itu terjadi. Teheran tidak pernah mengaku bertanggung jawab atas insiden itu dan Washington tidak pernah secara resmi menuduh Iran berada di baliknya.

Halaman:

Tags

Terkini