peristiwa

Kata Ganjar Pranowo Santri Itu Benteng Negeri, Ini Maksudnya

Jumat, 22 Oktober 2021 | 14:34 WIB
Kesantrian menurut Ganjar Pranowo (Dok.YouTube.com/GanjarPranowo(centang))

Klikanggaran.com - Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 22 Oktober tahun 2021, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dalam kanal YouTube-nya @GanjarPranowo (centang) bercerita tentang kisah yang ada hubungannnya dengan kesantrian.

“Bapak ibu sedulurku kabeh, suatu ketika saya dengan istri keliling ke Kabupaten Brebes. Di sana kami ketemu simbah-simbah. Setelah ngobrol ngalor ngidul, simbah itu tanya, saya ini aslinya mana. Ya saya jawab, saya Tawangmangu, mbah dan istri saya dari Kalijaran, Purbalingga," tutur Ganjar Pranowo.

"Mendengar jawaban itu simbahnya malah kaget dan bertanya lagi. Kalijaran e ngendi, sebelah mananya Mbah Hisyam? Lha ini, istri saya cucunya Mbah Hisyam. Wah lha kok saya malah langsung dipeluk dan diciumi. Ternyata simbah itu santrinya Mbah Hisyam di Kalijaran,” lanjut Ganjar Pranowo, membuka vlog yang sampai saat tulisan ini dimuat sudah lebih dari dua ribu kali dibaca.

Baca Juga: Ada Visa Pekerja Pertanian dari Australia untuk Warga Indonesia, Berminat?

Lebih lanjut Gubernur kesayangan Jawa Tengah yang terkenal humoris dan ramah itu bercerita bahwa Gus Yasin pernah berkata bahwa berapapun usia kita, kita tetaplah seorang santri.

“Saya jadi ingat, bapak ibu, Gus Yasin itu pernah bilang, berapapun usia kita, kita tetaplah seorang santri. Adabnya santri itu akan selalu memberi hormat pada kiai, meski kiainya sudah tidak ada. Setelah nyiumi saya, simbah itu cerita banyak tentang almarhum Mbah Hisyam. Termasuk bercerita bagaimana pondok pesantren Kalijaran dijadikan markas perjuangan di masa penjajahan,” lanjutnya.

Pria yang lahir pada tanggal 28 Oktober 1968 ini lanjut mengisahkan tentang kejadian tanggal 22 Oktober tahun 1956 yang menjadi latar belakang ditetapkannya tanggal tersebut sebagai Hari Santri Nasional.

Baca Juga: Impor Solar Gerus Devisa Negara Puluhan Triliun per Tahun, Ini Kata Jokowi

“Bapak ibu sedulurku kabeh. Banyak sekali kiai yang terjun ke medan pertempuran di zaman penjajahan. Apalagi setelah Kiai Hasyim Asy’ari mengeluarkan resolusi jihad pada 22 Oktober 1945. Gerakan kiai dan santri terjun ke medan perang ini tersebar ke berbagai penjuru nusantara,” terangnya.

Kemudian Ganjar Pranowo berpesan kepada para santri untuk bisa mendampingi masyarakat dan memberikan pembelajaran yang benar dalam kehidupan sehari-hari.

“Jika kelompok penebar terror bertindak mengatas namakan ajaran agama, maka para santrilah yang bisa meluruskan pemahaman agama mereka. Jika ada kelompok yang menebar hoaks, yang korup, pemakai narkoba, maka santrilah yang bisa mendampingi masyarakat memberi pembelajaran yang benar. Karena santri lah yang punya pemahaman agama lebih mendalam,” tambahnya.

Baca Juga: Ketika Video Luna Maya Viral, Ada Masalah Terkait Pemenuhan SDM di KPK

Ganjar Pranowo merasa yakin bahwa selama masih ada santri yang menjadi benteng negeri, maka para pengacau tidak akan mampu menghancurkan negeri ini.

“Makanya saya yakin, selama masih ada para santri yang membentengi, para pengacau tidak akan mampu memporak-porandakan negeri ini. Tapi masih banyak juga PR yang mesti kita lakukan agar para santri semakin kuat,” tegasnya.

Halaman:

Tags

Terkini