Untuk menjangkau area tersebut, Basarnas mengerahkan helikopter guna membawa korban sekaligus menyalurkan bantuan darurat.
Operasi SAR Disebut Paling Berat: Bencana Beruntun & Tim Kewalahan
Syafii menyatakan operasi kali ini tergolong paling kompleks karena melibatkan banyak jenis bencana sekaligus—banjir, banjir bandang, lumpur, hingga longsor yang saling memperparah situasi.
“Kondisi bencana yang terjadi, memerlukan effort yang agak ekstra di mana tidak seperti kalau misalkan kita mengalami kedaruratan di gedung atau di titik khusus,” paparnya.
Personel SAR disebut mengalami tekanan fisik dan mental akibat medan ekstrem, cuaca buruk, dan lamanya operasi tanpa jeda.
Fokus Operasi: Assesmen Udara & Distribusi Bantuan
Basarnas kini memprioritaskan pemantauan udara agar proses penanganan lebih tepat sasaran.
“Prioritas operasi yang kami laksanakan saat ini yaitu melaksanakan assesmen cepat menggunakan udara,” tegas Syafii.
Selain evakuasi korban, tim juga membantu distribusi logistik ke daerah yang tidak bisa ditembus jalur darat.
“Begitu juga kami membantu pemerintah untuk distribusi logistik baik itu menggunakan heli maupun kapal di mana titik-titik yang belum terjangkau dengan menggunakan akses jalan darat,” jelasnya.
Operasi SAR Bisa Dihentikan Jika Tidak Lagi Efektif
Syafii menambahkan bahwa penghentian operasi dapat diputuskan apabila pencarian dinilai tidak lagi memungkinkan secara teknis.
“Apabila korban sudah tidak efektif lagi untuk dicari, atau mungkin kemampuan yang tidak mungkin dilakukan, biasanya di situlah kami akan menghentikan operasi,” tutupnya.**