Kondisi ini diperparah dengan minimnya kapal ambulans hanya dua unit untuk seluruh wilayah kepulauan. Jumlah ini jauh dari cukup, mengingat luas wilayah laut dan banyaknya pulau berpenduduk. FMKS menilai, pemerintah harus menambah armada kapal ambulans minimal satu unit di setiap kelurahan serta meningkatkan kapasitas rumah sakit agar masyarakat tak perlu menunggu rujukan ke Jakarta.
Pendidikan Tinggi Masih Jauh dari Jangkauan Anak Pulau
Bagi generasi muda Kepulauan Seribu, menempuh pendidikan tinggi masih menjadi tantangan besar. Tidak adanya perguruan tinggi di wilayah kepulauan memaksa mereka menyeberang ke Jakarta atau daerah lain, dengan biaya hidup yang tinggi dan akses transportasi yang tidak pasti.
Kondisi ini berdampak pada rendahnya angka partisipasi pendidikan tinggi di Kepulauan Seribu. FMKS mengusulkan agar Pemprov DKI Jakarta bersama pemerintah kabupaten membentuk program beasiswa khusus untuk anak pulau, membuka kelas jarak jauh atau kampus mitra, serta menyediakan asrama mahasiswa Kepulauan Seribu di Jakarta.
“Pendidikan adalah kunci pemerataan. Kalau anak pulau terus tertinggal dalam pendidikan, maka pembangunan tidak akan pernah adil,” tutur Bamabang Duwi Hermanto, Sekretaris FMKS.
Fasilitas Pelabuhan Belum Ramah Disabilitas
FMKS juga menyoroti kurangnya perhatian terhadap penyandang disabilitas. Sebagian besar pelabuhan di Kepulauan Seribu belum memiliki jalur landai, pegangan tangan, maupun ruang tunggu inklusif. Padahal, pelabuhan adalah titik vital mobilitas masyarakat antar pulau.
FMKS merekomendasikan agar pemerintah daerah mengalokasikan anggaran khusus untuk membangun fasilitas pelabuhan ramah disabilitas secara bertahap di seluruh pulau utama. Aksesibilitas bukan sekadar simbol, melainkan wujud nyata keadilan sosial bagi seluruh warga.
Minimnya Dukungan untuk Pemuda dan Olahraga
Dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas kepemudaan di Kepulauan Seribu tampak lesu. Fasilitas olahraga minim, sarana latihan terbatas, dan pembinaan atlet kurang diperhatikan. Akibatnya, potensi generasi muda sulit berkembang, bahkan pada ajang Pekan Olahraga Provinsi DKI Jakarta 2025, Kepulauan Seribu belum mampu menyumbang medali.
FMKS menilai perlu adanya pembentukan Suku Dinas Pemuda dan Olahraga (Sudinpora) di Kepulauan Seribu. Dengan adanya lembaga khusus ini, program pengembangan kepemudaan dan keolahragaan bisa lebih terarah dan mendapat dukungan anggaran yang memadai.
“Pemuda butuh arah dan ruang. Tanpa wadah yang jelas, bonus demografi yang seharusnya menjadi peluang justru bisa berubah jadi tantangan,” ujar M. Adzka Muthohari Wakil Ketua III FMKS
Momentum Ulang Tahun Harus Jadi Titik Evaluasi
Di usia ke-24 tahun ini, FMKS menegaskan bahwa Kepulauan Seribu tidak boleh terus berada dalam bayang-bayang Jakarta. Setiap tahun, masyarakat pulau menyaksikan pesta perayaan, tapi di balik itu, banyak persoalan mendasar yang belum tersentuh.
“Kepulauan Seribu bukan pelengkap peta Jakarta. Kami bagian dari ibu kota dan berhak atas pelayanan publik yang setara. Momentum ulang tahun ini harus menjadi bahan evaluasi serius bagi semua pihak,” tegas Ibnu menutup pernyataannya.