(KLIKANGGARAN) — Tanah longsor melanda wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, pada Sabtu (1/11/2025) malam sekitar pukul 21.00 WIB. Bencana tersebut menimpa satu rumah warga di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, dan menyebabkan empat orang dilaporkan meninggal dunia.
Menurut keterangan resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), longsor terjadi setelah hujan berintensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut selama beberapa jam. Kondisi kontur tanah yang labil memperparah dampak longsor hingga menyebabkan rumah warga rusak berat.
Baca Juga: Rosikhul Ilmi Buktikan Aktivis Juga Bisa Berprestasi di Kampus
“Peristiwa longsor terjadi setelah hujan intensitas tinggi melanda wilayah Desa Depok, Kecamatan Bendungan. Kontur tanah yang labil juga memicu penyebab longsor hingga menimpa satu unit rumah warga dengan kategori rusak berat,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., dalam keterangan pers, Minggu (2/11/2025).
BPBD Trenggalek bersama tim gabungan dari TNI, Polri, dan relawan langsung bergerak cepat melakukan upaya pencarian dan penanganan di lokasi kejadian. Seluruh korban yang tertimbun material longsor akhirnya berhasil ditemukan.
“Upaya pencarian dan pertolongan berhasil menemukan empat orang dalam kondisi meninggal dunia dan satu orang ditemukan dalam keadaan selamat. Korban selamat mengalami luka berat dan kini sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit terdekat,” jelas Abdul Muhari.
Baca Juga: Budi Arie Kembali Pimpin Projo 2025–2030, Siap Lepas Bayang Jokowi dan Gelar Sayembara Logo Baru
Namun demikian, proses pencarian sempat terkendala cuaca yang kurang kondusif. Hujan masih mengguyur kawasan sekitar lokasi dan kondisi tanah di titik longsor dinilai masih labil.
BNPB juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi longsor susulan, terutama saat hujan deras berlangsung lebih dari satu jam.
“Personel gabungan dan warga diimbau berhati-hati dalam melakukan operasi di lapangan. Apabila hujan berlangsung lama, disarankan segera melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman,” tegas Abdul Muhari.**