peristiwa-internasional

Lagi Soal Perang Dagang AS–China, Pertemuan Trump–Xi di Korsel Dinilai Jadi Momentum Meredakan Ketegangan Kebijakan Tarif yang Saling Dibalas

Kamis, 30 Oktober 2025 | 21:49 WIB
Menyoroti pertemuan Presiden AS, Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping di tengah situasi perang tarif dagang. ( (Instagram.com / @realdonaldtrump - @xi_jinping_))

Selama beberapa bulan terakhir, AS dan China saling memberlakukan tarif tambahan yang menghantam berbagai sektor industri, termasuk teknologi dan logam tanah jarang. Belakangan, aksi balasan juga merambah ke biaya pelabuhan bagi kapal asing.

China menetapkan biaya pelabuhan baru untuk kapal berbendera AS sebesar 400 yuan per tonase bersih, dan angka itu akan terus meningkat hingga 1.120 yuan pada 2028. Merespons, Trump menaikkan tarif impor produk asal China hingga 100 persen serta membatasi ekspor perangkat lunak penting.

Konsekuensinya terasa terhadap rantai pasok global, termasuk Indonesia yang masih bergantung pada stabilitas perdagangan internasional.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan 240 Ribu Hektare untuk Tanam Bahan Baku Etanol, Target Perluasan Hingga Capai 1 Juta Hektare dalam Program EBT Nasional

Respons Dunia Usaha di Indonesia

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, menilai dinamika tarif tersebut mencerminkan ketidakpastian kebijakan global yang dapat memengaruhi pasar.

“Secara umum, dunia sekarang penuh tantangan. Tarif itu bukan hanya soal saling mengungguli. Yang lebih bahaya justru ketidakkonsistenan kebijakan yang terus berulang,” ujar Anindya dalam Indonesia International Sustainability Forum (IISF) di Jakarta, pada 11 Oktober 2025.

Ia menambahkan, situasi tersebut menjadi alasan bagi Indonesia memperluas pasar ekspor ke Eropa, yang dinilai memiliki stabilitas kebijakan serta pasar bernilai 21 triliun dolar AS.

“Karena market size-nya besar dan kebijakan mereka lebih stabil, itu menjadi peluang bagi kita,” tukas Anindya.**

Halaman:

Tags

Terkini