Tahun lalu, pemerintah juga sempat menuai kritik setelah meluncurkan aturan kerja enam hari seminggu, meski disebut hanya opsional untuk sektor tertentu seperti pariwisata.
Dalih Fleksibilitas, Rasa Waswas Buruh
Menteri Ketenagakerjaan Yunani, Niki Kerameus, menegaskan rancangan aturan 13 jam kerja hanya untuk kondisi tertentu demi fleksibilitas.
Niki berargumen kebijakan ini bisa membantu anak muda yang biasanya mengambil dua pekerjaan untuk menambah penghasilan.
Namun, mayoritas pekerja khawatir kebijakan ini akan disalahgunakan.
“Di saat negara-negara Eropa lain bicara soal minggu kerja lebih singkat, di Yunani abad ke-21 justru bicara soal jam kerja yang makin panjang dengan gaji yang tak sebanding,” ujar seorang warga Yunani, Katerina.
Aksi Perlawanan Masih Berlanjut
Bagi para buruh, demonstrasi ini merupakan bentuk pertahanan terhadap hak dasar mereka yang dinilai semakin tergerus.
“Kami bukan di sini untuk mengemis. Kami di sini untuk membela hak pekerja, terutama yang paling rentan dan tidak punya daya tawar,” tambah Katerina.
Rancangan aturan yang diperkirakan segera disahkan bulan ini membuat gelombang protes diyakini belum akan mereda. Yunani kini berada di persimpangan antara fleksibilitas pasar tenaga kerja dan perlindungan hak pekerja.**