(KLIKANGGARAN) – Persoalan pengangguran masih menjadi pekerjaan rumah besar pemerintah di tengah terus bertambahnya jumlah angkatan kerja setiap tahun.
Kepala Pusat Pasar Kerja Kementerian Ketenagakerjaan, Surya Lukita Warman, menegaskan bahwa kebutuhan akan lapangan kerja kian mendesak.
“Ada 10,7 juta orang yang butuh pekerjaan harus diopeni (diperhatikan) di mana amanat UUD 1945, seluruh warga negara berhak atas pekerjaan dan penghasilan layak untuk penghidupan,” ujar Lukita dalam media briefing di Jakarta, Jumat (26/9/2025).
Lukita menambahkan, angka tersebut belum mencakup mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun pekerja yang keluar dari pekerjaan dan sedang mencari yang baru.
Jumlah Pengangguran Masih Tinggi
Kemenaker mencatat 7,2 juta warga Indonesia masih menganggur. Meski begitu, secara persentase angka ini setara 4,8 persen, yang disebut sebagai level terendah sejak era reformasi.
“Setiap tahun 3,5 juta lulusan dari pendidikan, baik itu SMK, SMA, maupun universitas yang masuk ke pasar kerja,” jelasnya.
“Mereka ini yang harus dicarikan pekerjaan,” tegas Lukita.
Pendidikan Jadi Kendala
Masalah pendidikan juga memengaruhi peluang kerja. Surya mengungkapkan mayoritas penduduk Indonesia masih berpendidikan rendah.
“Sekitar 55-56 persen penduduk kita kualifikasinya masih SMP ke bawah. SMP, bukan SMA. Tapi SMP ke bawah,” imbuhnya.
Janji Politik Pembukaan Lapangan Kerja
Saat Pilpres 2024, pasangan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming menjanjikan pembukaan 19 juta lapangan kerja. Kini, berbagai program pemerintah Kabinet Merah Putih diharapkan mampu menjawab tantangan tersebut, mulai dari Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih hingga program Makan Bergizi Gratis (MBG).