peristiwa-internasional

Sorotan Khusus: Fenomena 'Nepo Kids' Anak Pejabat Nepal Pamer Kemewahan, Picu Protes Besar dan Gelombang Tuntutan Reformasi

Kamis, 11 September 2025 | 07:44 WIB
Menyoroti fenomena gaya pamer harta anak pejabat yang memicu gelombang tuntutan reformasi di Nepal. ((Unsplash.com/Pranish))


(KLIKANGGARAN) - Istilah nepo kids, yang semula populer di India untuk menyebut anak selebriti dengan jalan mulus ke industri film, kini mendapat makna baru di Nepal.

Fenomena anak pejabat yang gemar mempertontonkan kemewahan hidup menjadi pemicu gelombang protes masif di negeri Himalaya tersebut.

Puncaknya, Perdana Menteri Nepal, Khadga Prasad Sharma Oli, resmi menyatakan mundur dari jabatannya pada Selasa, 9 September 2025.

Sebelum isu nepo kids mencuat, massa sudah lebih dulu melampiaskan kemarahan dengan menyerang rumah pejabat, kantor partai, hingga gedung parlemen.

Baca Juga: Inilah yang akan dilakukan Menkeu Purbaya: Tarik Rp200 Triliun dari BI untuk Perbankan Demi Pertumbuhan Kredit dan Lapangan Kerja

Mengutip laporan Al Jazeera, Rabu, 10 September 2025, kerusuhan itu menewaskan lebih dari 20 orang, termasuk istri mantan PM Nepal, Radhika Shakya. Mayoritas korban berasal dari kalangan muda yang ikut aksi unjuk rasa.

Bagi generasi muda Nepal, kesenjangan sosial terlihat semakin menyakitkan ketika anak pejabat bisa bersenang-senang, sementara mereka sendiri sulit mencari pekerjaan.

“Kesenjangan ini sudah terlalu mencolok. Mereka hidup enak karena orang tuanya berkuasa,” ujar seorang mahasiswa di Kathmandu, Nepal, sebagaimana dikutip dalam laporan yang sama.

Baca Juga: Mahfud MD Ungkap Pilu Sri Mulyani: Rumah Dijarah, Kecewa Disejajarkan dengan Sahroni Hingga Lepas Kursi Menkeu

Gelombang kritik makin deras di media sosial. Tagar Nepo Kid jadi tren, memperlihatkan video anak pejabat pamer mobil mewah, barang bermerek, dan gaya hidup glamor.

Namun, mundurnya Oli tidak meredakan gejolak. Aksi protes masih berlangsung pada Selasa, 9 September 2025, ditandai pembakaran ban dan serangan ke kantor partai politik di Lalitpur.

Bandara internasional Kathmandu sempat menutup semua penerbangan. Tekanan publik memaksa sejumlah menteri mundur, antara lain Menteri Dalam Negeri Ramesh Lekhak dan Menteri Pertanian Ramnath Adhikari.

Baca Juga: Pelajar di Luwu Utara Dilatih Jadi Pengusaha Sukses dan Berjiwa Entrepreneur

Gelombang desakan publik kini mengarah pada reformasi total dalam sistem pemerintahan Nepal.

Pengamat politik Yog Raj Lamichhane menilai bahwa masalah utama justru terletak pada akar ketimpangan yang sudah lama mengakar.

Halaman:

Tags

Terkini