(KLIKANGGARAN) – Roy Suryo mengumumkan akan menerbitkan sebuah buku ilmiah setebal 500 halaman yang membahas dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo. Buku tersebut akan dirilis bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2025.
“Kami bertiga akan memberi kado yang sangat indah pada peringatan 80 tahun usia Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2025 yang akan datang,” ujar Roy Suryo dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Senin, 4 Agustus 2025.
“(Kado) sebuah white paper, sebuah buku ilmiah yang bertuliskan ijazah palsu Jokowi, buku ini sepanjang 500 halaman,” lanjutnya.
Roy menjelaskan bahwa buku ini ditulis oleh tiga orang dengan kontribusi masing-masing. Ia menulis bagian awal, termasuk prakata dan latar belakang isu ijazah palsu tersebut, serta menyertakan dasar-dasar hukum yang relevan.
“Bang Rismon menuliskan soal detailnya, saya menuliskan mulai prakata, mulai kisah ijazah palsu ini, dugaan masyarakat, soal Declaration of Human Right, penjelasan Undang Undang Dasar 1945, penjelasan Undang Undang Keterbukaan Informasi Publik Nomor 14 Tahun 2008, penjelasan Undang Undang ITE Nomor 11 2008, 19 2016, Nomor 1 Tahun 2024, dan juga penjelasan soal Undang Undang lain,” ucap Roy Suryo.
Baca Juga: Pemain Timnas Indonesia, Kevin Diks Cetak Gol Penalti, Borussia Menang di Laga Ulang Tahun ke-125
Lebih lanjut, Roy menyebutkan bahwa Rismon Hasiholan Sianipar bertanggung jawab pada pembahasan teknis.
“Rismon akan menuliskan detail soal analisis teknis, misal analisis red-green-blue (RGB), lintasan cap, kemudian image comparison, face recognition, dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Sementara itu, Tifauzia Tyassuma atau dikenal sebagai dr. Tifa, akan menyumbang bagian dari perspektif perilaku.
“Semua akan menjadi satu buku yang Insya Allah akan terbit dalam dua versi, analog dan terbit digital,” kata Roy.
Baca Juga: Inilah Profil Fortuna Sittard, Klub Liga Belanda Tempat Justin Hubner Berkarier Saat Ini
Tak hanya itu, Roy juga menuturkan bahwa buku tersebut akan diterbitkan secara internasional dan tersedia di 25 negara. Ia menekankan bahwa mereka siap bertanggung jawab atas isi buku tersebut.
“Kami bertanggung jawab penuh atas buku itu dan kami juga menantang kalau buku ilmiah, jawab dengan buku ilmiah,” tegasnya.