Lebih lanjut, Ushakov mengatakan Putin menyampaikan niat untuk terus mencari solusi politik atas konflik yang telah berlangsung lebih dari dua tahun itu.
"Vladimir Putin mengatakan bahwa kami terus mencari solusi politik yang dinegosiasikan untuk konflik tersebut," tukasnya.
Pernyataan ini memperjelas posisi Moskow yang tidak melihat alasan untuk menghentikan operasi militernya, meskipun tekanan dari negara-negara Barat, termasuk AS, semakin meningkat.
Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman di Gaza: Israel Terus Bombardir, 47 Tewas Hanya Dalam Sehari
Trump: Tak Ada Kemajuan
Menyikapi sikap Putin, Trump selaku pemimpin AS mengaku kecewa dengan hasil pembicaraan via telepon dengan Presiden Rusia itu.
Dalam kesempatan berbeda, Trump mengatakan percakapan itu tidak menghasilkan kemajuan apapun, terutama soal upaya mengakhiri perang.
"Itu adalah panggilan telepon yang cukup panjang, kami membicarakan banyak hal termasuk Iran, dan kami juga membicarakan, seperti yang Anda ketahui, perang dengan Ukraina. Dan saya tidak senang dengan itu," ungkap Trump dilansir dari The Moscow Times, pada Minggu, 6 Juli 2025.
Trump menilai percakapan itu suram dan tak membawa harapan, seraya mengaku semakin frustrasi dengan pendekatan yang ditunjukkan oleh Putin.
"Ini situasi yang sangat sulit. Saya mengatakan kepada Anda bahwa saya sangat tidak senang dengan percakapan telepon saya dengan Presiden Putin," keluh Trump.
"Ia (Putin) ingin bertindak lebih jauh, terus membunuh orang-orang, itu tidak baik," tukasnya.
Presiden AS itu juga sempat mengisyaratkan masa 'penahanan diri' AS terhadap Rusia mungkin akan segera berakhir, dan membuka kemungkinan untuk kembali mengetatkan sanksi-sanksi ekonomi terhadap Rusia.
"Kami berbicara banyak soal sanksi. Dia memahami bahwa sanksi itu mungkin akan terjadi," ujar Trump dalam pernyataan yang disampaikan di atas pesawat kepresidenan Air Force One yang dilansir dari AP News, pada Minggu, 6 Juli 2025.
Selama enam bulan terakhir, Trump diketahui telah memberikan klaim untuk menahan diri dalam menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia, sambil mencoba mencari jalan damai melalui diplomasi.