peristiwa-daerah

Ponpes Nurul Huda, Bekasi dan FEB Universitas Indonesia (UI) Selenggarakan Workshop Santripreneurship Innovative Business Plan

Jumat, 4 Oktober 2024 | 07:29 WIB
Foto Bersama dengan Peserta Workshop “Membangun Kewirausahaan Santri” (Alfani)

KLIKANGGARAN -- Pada hari Selasa, 2 Oktober 2024, Pondok Pesantren Nurul Huda, Setu, Bekasi bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) mengadakan workshop Santripreneurship Innovative Business Plan: “Membangun Kewirausahaan Santri.”

Narasumber dalam kegiatan ini adalah Bapak Rambat Lupiyoadi, yang merupakan Dosen di Departemen Manajemen FEB UI sekaligus ahli kewirausahaan FEB UI.

Kegiatan ini dibuka oleh Bapak KH Atok Romli Musthofa selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda dan Bapak Abdillah Ahsan selaku Doosen di Departemen Ilmu Ekonomi FEB UI dan Ketua Penyelenggara acara.

Kegiatan ini dilaksanakan secara luring di Pondok Pesantren Nurul Huda yang beralamat di JL. Setu Cisaat No.15, Kampung Sawah, Desa Cikarageman, Kecamatan Setu, Bekasi. Acara ini dihadiri oleh puluhan peserta, yang terdiri dari santri yang masih SMA, baru lulus, dan pengajar dari berbagai pondok pesantren.

Dalam kegiatan ini Bapak KH Atok Romli Musthofa mengatakan bahwa harapannya kegiatan ini dapat memberikan nilai tambah wirausaha dan kreativitas bagi santri untuk mengembangkan usaha dan membuka lapangan pekerjaan kepada orang lain.

Baca Juga: MAKI Gugat Praperadilan Kasus Timah

Bapak Abdillah dalam sambutannya juga menambahkan bahwa kegiatan ini ditujukkan untuk meningkatkan kualitas SDM para calon purna santri atau calon dai di bidang kewirausahaan dan menyiapkan mereka yang akan kembali ke masyarakat untuk ditingkatkan kemampuannya dalam berwirausaha selain keterampilan mengajar.

Sesi Workshop Business Model Canvas (BMC) (Alfani)

Dalam sesi pemaparan, Bapak Rambat menyampaikan bahwa ide yang ditulis di proposal bisnis perlu diuji terlebih dahulu, misalanya desain grafis untuk kegiatan sekolah untuk mendapatkan respon baik yang positif maupun negatif atau disebut dengan prototype.

Agar peserta dapat menemukan kesalahan lebih awal dan selalu mengevaluasi produk hingga benar-benar bisa membuat produk yang lebih matang dengan perhitungan yang sudah teruji.

Selain itu, Bapak Rambat juga menambahkan dalam menjalankan usaha perlu menawarkan suatu kebaruan dan mengandung kreativitas agar usaha terus berlanjut dan menambah nilai terhadap produk tersebut.

Secara umum, workshop yang terdiri dari pemaparan materi, presentasi business model canvas (BMC) dari setiap peserta yang berlangsung selama satu hari penuh berjalan dengan lancar.

Baca Juga: 10 Tahun Sumbang Pemikiran Membangun Lubuk Linggau, Akan Lebih Baik HRW Jadi Wali Kota

Dari kegiatan ini diputuskan tiga tim dari beberapa pondok pesantren yang mendapatkan pendanaan bisnis sebesar Rp3.000.000,- dari FEB UI, diantaranya:

Halaman:

Tags

Terkini