KLIKANGGARAN -- "Keinginan saya dulu dengan pak Bakhtiar ketika mencalonkan diri menjadi Bupati dan Wakil Bupati Batang Hari karena pengen memperbaiki kerusakan di Batang Hari. Apa itu yang rusak? Salah satunya adat, apalagi yang rusak, jalannya, jembatannya, pendidikannya, kesehatannya. Sekarang kerusakan ini sudah mulai kita perbaiki. Sempurna? Belum. Belumlah sempurna, memang belumlah sempurna tetapi proses menuju keideal-an itu baru kita cari."
Hal tersebut di atas diungkapkan oleh Bupati Batang Hari Muhammad Fadhil Arief (MFA) pada saat halal bihalal dan silaturahmi dengan pengurus adat se-kabupaten Batang Hari, di serambi rumah dinas Bupati Batang, Senin 06 Mei 2024 lalu.
"Memperbaiki kerusakan itu Ibarat kito menyembuhkan orang sakit bermacam penyakit yang ado, asam uratnya, darah tingginya, jantung jugo keno, dan sebagainya, jadi kita bertahap mengobatinya, sehingga sudah bisa berjalan namun untuk berlari belum dan ini masih dalam proses," ujar MFA.
Baca Juga: Jadi Saksi Nikah Rizky Febian dan Mahalini, Kang Dedi Mulyadi Rela Lakukan Ini
"Kemudian ada yang protes, Bupati sudah menaikkan beberapa penggiat kehidupan, seperti penggiat desa, ada pegawai, ada P3K, dan kita coba naikkan kesejahteraannya, bukan dinaikkan sebetulnya tetapi cuma di manusiakan saja, dan itupun belum tercapai. Sehingga ada usulan bagaimana insentif, honor atau gaji pengurus adat dan penggiat desa dinaikkan," lanjut MFA.
Dia mengatakan secara nurani kita sangat sepakat dengan itu karena nilainya kecik nian, tetapi secara kewajiban Bupati harus mempertanggungjawabkan kalau dinaikkan, apa manfaatnya bagi masyarakat, karena duit APBD Batang Hari itu adalah duit masyarakat Batang Hari yang dititipkan kepada Bupati dan Wakil Bupati Batang Hari untuk dikelola dengan baik dan digunakan supaya dampak manfaatnya dirasakan kembali oleh masyarakat Kabupaten Batang Hari.
Baca Juga: Viral, Detik-detik Jiah, Youtuber Asal Korea Diajak Albert dan Alex ke Hotel
Apakah mudah untuk memperbaiki kerusakan, tidak mudah sambung MFA, lebih baik membangun itu dari baru dari pada memperbaiki yang rusak, tapi kita tidak mungkin karena kita dilahirkan oleh Tuhan di dunia ini ditengah bukan di awal bukan mendapat posisi seperti nabi Adam AS, kita dapat posisi setelah orang meninggal, jadi kita tidak bisa masuk dari pangkal, masuk untuk memperbaiki keadaan yang sedang terjadi didepan kita. Pasti ada tantangannya cuma orang yang berhasil bagaimana tantangan itu tidak membuat dirinya menyerah, tidak membuat dirinya apatis, kata MFA.
"Pertanyaannya, Apakah kita hadir sebagai khalifah di dunia ini memberi warna, memberi hal baik, memberi perubahan, memberi kemaslahatan, ataukah kita seperti air hanyut, hanya mengikut saja. Apakah pilihan kita seperti itu atau hidup yang bermanfaat bagi orang lain, itu kembali pada diri kita masing-masing," sebut Bupati.
Jadi intinya bagaimana kita hadir bagian dari solusi masalah yang dihadapi oleh masyarakat, untuk itu kita harus lebih bijak dan dilengkapi dengan pengetahuan dunia dan agama agar seiring sejalan. Jangan kita hanya menilai kelebihan kita dan kekurangan orang lain saja, kita harus saling melengkapi, pungkas Bupati MFA.