peristiwa-internasional

India Melacak Kapal Penelitian China yang Menuju Maladewa dan Nyatakan Keprihatinannya Meningkatnya Kehadiran Beijing di Wilayah Tersebut

Selasa, 23 Januari 2024 | 19:49 WIB
Bendera China (Pixabay/PPPSDavid )

 

KLIKANGGARAN -- Kapal penelitian China sedang menjadi sorotan di New Delhi karena telah memasuki wilayah Samudra Hindia dan menuju Maladewa untuk menjalankan operasi survei, lansir RT.com.

Kabar kapal penelitian China ini dilaporkan oleh media India pada hari Senin, mengutip pengamat Open Source Intelligence (OSINT) dan portal pelacakan maritim.

Kapal penelitian China yang bernama Xiang Yang Hong 03 sebenarnya diharapkan berlabuh di Sri Lanka, tetapi berubah arah setelah Kolombo mengumumkan moratorium selama setahun terhadap kapal penelitian asing pada bulan Desember tahun lalu.

Keputusan ini diambil setelah permintaan berulang kali dari India dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Apple Telah Melanggar Undang-Undang Anti-Monopoli Rusia Hingga Kena Denda Sebesar 1,2 Miliar Rubel

Sebuah laporan di Economic Times yang menggambarkan kapal Tiongkok sebagai "kapal mata-mata" mengatakan bahwa India sedang melacak aktivitasnya, termasuk upaya untuk mengumpulkan data tentang sumber daya di wilayah tersebut.

Menurut laporan, kapal tersebut diperkirakan akan mencapai Maladewa minggu depan. Sumber di militer India mengatakan kepada jaringan News18 bahwa Angkatan Laut India telah mengetahui keberadaan kapal tersebut dan memantau pergerakannya.

Perkembangan ini terjadi di tengah pertikaian diplomatik antara New Delhi dan Maladewa. Pada tanggal 15 Maret, Maladewa meminta pemerintah India untuk menarik pasukannya dari kepulauan tersebut.

Hal ini terjadi kurang dari dua minggu setelah Presiden Maladewa, Mohamed Muizzu, yang telah membangun hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok, mengunjungi Beijing.

Baca Juga: Rusia Peringatkan Negara-Negara Barat Akan Balasan terhadap Penyitaan Aset-Asetnya

Selama kunjungan tersebut, Muizzu mengadakan pembicaraan dengan Presiden Xi Jinping. Kedua negara menandatangani 20 perjanjian bilateral, termasuk janji dari Beijing untuk memperluas pendanaan infrastruktur di kepulauan Samudra Hindia.

Mereka juga berjanji untuk meningkatkan hubungan menjadi 'kemitraan kerja sama strategis yang komprehensif'.

Tiongkok pertama kali memasuki Samudra Hindia pada tahun 2008 untuk melakukan operasi anti-pembajakan di Teluk Aden. Sejak saat itu, Tiongkok terus mempertahankan kehadirannya di wilayah tersebut.

Namun, New Delhi baru-baru ini menyatakan keprihatinannya atas kehadiran Tiongkok yang semakin kuat di kawasan Samudra Hindia.

Halaman:

Tags

Terkini