Luwu Utara --- Banyak hal positif yang dapat dilakukan untuk memperkuat keberlanjutan sebuah organisasi agar tetap hadir memberikan manfaat bagi orang banyak. Hal ini pula yang dilakukan sekelompok pelajar SMAN 4 Luwu Utara.
SMAN 4 Luwu Utara tergabung dalam Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) Generik SMAN 4 Luwu Utara melakukan inovasi.
PIK-R Generik SMAN 4 Luwu Utara baru-baru ini meluncurkan produk keripik labu yang dibuat sendiri oleh para pengurus dan anggota PIK-R Generik SMA 4 Luwu Utara.
Menariknya, keripik labu yang sudah dikemas menarik dan berlabel kini dijual ke sekolah-sekolah, instansi pemerintah, baik instansi pemda maupun instansi vertikal.
Baca Juga: Anies Baswedan Sebut 'Wakanda No More Indonesia Forever', di Mana Letak Negara Tersebut?
Mereka berkeliling menawarkan produknya tersebut. Hasilnya, mereka jadikan sebagai investasi keberlangsungan dari eksistensi PIK-R Generik SMAN 4 Luwu Utara.
“Selain iuran bulanan, kami menghidupi PIK-R ini dengan memproduksi keripik labu dan kami menjualnya,” ucap pengurus PIK-R Generik, Alfrico Grant Wykana, belum lama ini.
Ia mengatakan, saat ada kegiatan yang diikuti PIK-R Generik, pihaknya tak lagi pusing memikirkan soal anggaran, karena hasil penjualan keripik labu bisa digunakan.
“Kami ada anggaran kas, hasil iuran bulanan anggota dan pengurus, tetapi yang sangat membantu kami adalah hasil penjualan kripik labu yang kami buat sendiri,” terangnya.
Baca Juga: Heboh! Di Dapur Rumah Seorang Perempuan Tua Ditemukan Lukisan dengan Harga Jutaan Dolar
“Jadi, kami tidak pergi lagi minta-minta uang ke sana kemari. Cukup keliling menjual produk kami ke sekolah dan instansi. Bahkan Ibu Bupati sudah beli produk kami,” sebutnya.
Tak hanya Bupati, Kepala BKKBN Provinsi Sulsel juga memborong produknya di acara kegiatan Jambore PKK tingkat kabupaten yang juga dihadiri PIK-R Generik belum lama ini.
Sementara Pembina PIK-R Generik SMAN 4 Luwu Utara, Chairil Affandi, mengaku bahagia dan senang atas kreativitas PIK-R Generik dalam memperkuat eksistensi PIK-R di sekolah.
“Anak-anak capek mi juga keliling cari uang, hasilnya tidak sesuai ekspektasi, makanya mereka berpikir, apa yang bisa dilakukan untuk menghasilkan uang. Nah, mereka kini sudah bisa mandiri mencari uang dengan cara menawarkan produk keripik labu,” jelasnya.