peristiwa-internasional

Konflik Timur Tengah Ganggu Pasokan Minyak dan Ganggu Pertumbuhan Ekonomi secara Global 2024

Senin, 13 November 2023 | 20:09 WIB
Ilustrasi: pipa minyak (Pixabay/Arulonline)

KLIKANGGARAN -- Fitch Ratings memperingatkan bahwa konflik di Timur Tengah akan mengganggu pasokan minyak dan mengganggu pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024.

Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan pada hari Jumat, badan tersebut menggambarkan situasi yang mungkin terjadi jika harga minyak naik lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini diproyeksikan akan membatasi pertumbuhan PDB global sebesar 0,4 poin persentase pada tahun depan.

Menurut perkiraan sebelumnya yang dibuat oleh Fitch, harga minyak akan mencapai $75 per barel pada tahun 2024 dan $70 pada tahun 2025. Meskipun demikian, situasi tersebut telah berubah karena konflik di Timur Tengah. “Skenario kami mengasumsikan bahwa, karena pembatasan pasokan, harga minyak rata-rata $120/bbl pada tahun 2024 dan $100/bbl pada tahun 2025,” katanya.

Fitch mencatat bahwa pertumbuhan di AS, Zona Euro, dan Jepang akan turun 0,5 poin persentase antara tahun 2025 dan 2024, dengan menyatakan bahwa harga minyak yang lebih tinggi akan mengurangi pertumbuhan PDB di hampir semua Fitch 20 (perekonomian yang diperkirakan), meskipun dampaknya sebagian besar akan hilang pada tahun 2025.

Selain itu, diperkirakan bahwa Afrika Selatan dan Turki akan memiliki dampak terbesar di antara negara-negara emerging market utama.

Laporan tersebut menyatakan bahwa “Rusia, dan pada tingkat lebih rendah Brazil, akan merasakan dampak positif karena peran penting produksi minyak di negara-negara tersebut.”

Menurut lembaga pemeringkat, kenaikan harga minyak akan menyebabkan inflasi yang lebih tinggi pada tahun 2024 dan koreksi pada tahun 2025. Efek ini hanya jangka pendek dan sebagian diimbangi oleh tingkat inflasi yang lebih rendah yang diproyeksikan pada tahun 2025.

Fitch menyimpulkan bahwa penurunan harga minyak yang disebabkan oleh konflik Timur Tengah dapat disertai dengan kondisi keuangan yang lebih ketat, kepercayaan bisnis dan konsumen yang lebih rendah, serta koreksi di pasar keuangan.

Pada tanggal 7 Oktober, kelompok bersenjata Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel, menewaskan lebih dari 1.200 orang. Pemboman balasan Israel terhadap Gaza sejauh ini telah menewaskan lebih dari 10.000 orang, menurut pihak berwenang Palestina.

 

 

 

Tags

Terkini