(KLIKANGGARAN) -- Sudah dua pekan pasca-bencana hidrometeorologi melanda Aceh, sebanyak 36 orang masih dinyatakan hilang. Berbagai upaya terus digelar, termasuk mendatangkan tim khusus dari China atas instruksi Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem.
Namun, pejabat setempat mengakui kinerja relawan asal China tersebut belum optimal akibat kondisi medan. Hambatan utama yang dihadapi adalah banyaknya material kayu pascabanjir.
“Hasil kerja mereka belum maksimal, medannya masih digenangi kayu-kayuan,” ujar Mualem kepada awak media pada Kamis, 11 Desember 2025. “Itu yang membuat mereka kewalahan untuk mendapatkan mayat,” sambungnya.
Tim yang beranggotakan lima orang itu disebutkan akan berpindah lokasi tugas dari Aceh Utara ke Aceh Tamiang. Keputusan mendatangkan tim Blue Sky Rescue (BSR) dari China sebelumnya menarik perhatian publik.
Mualem membebarkan bahwa keahlian khusus mereka memang untuk mendeteksi jenazah yang tertimbun lama.
“Itu kepakaran mereka, itu tugas mereka yang datang ke sini,” ucap Gubernur usai rapat dengan Presiden Prabowo pada 7 Desember 2025 lalu.
Sementara data terbaru per Kamis (11/12/2025) menunjukkan korban meninggal mencapai 407 orang. Lebih dari 1,9 juta jiwa terdampak, dengan ratusan ribu mengungsi dan puluhan ribu rumah serta lahan pertanian rusak.**
Artikel Terkait
Ferry Irwandi Menangis saat Salurkan 8 Ton Bantuan ke Aceh: Puji TNI-Polri hingga Ungkap Kelaparan Korban di Daerah Terisolir
Janji Pemulihan Listrik Aceh, Bahlil Targetkan 93 Persen Menyala Malam Ini dan Ungkap Beratnya Kirim Kabel 11 Ton dari Jakarta
Inilah Alasan Gubernur Aceh Buka Pintu Bantuan Asing: dari Tim China Cari Mayat hingga Pesan Tegas soal Penyalahgunaan Logistik
Realita Pengungsian Banjir Aceh: Minim Pakaian Pria, Penyintas Rela Kenakan Daster demi Bertahan dari Dingin Malam