(KLIKANGGARAN) – Taiwan tengah menghadapi situasi genting dengan meningkatnya ancaman invasi dari China. Dalam laporan eksklusif SkyNews.com, pemerintah Taiwan kini menggencarkan latihan skala nasional untuk menguji ketahanan sipil, termasuk di titik rawan seperti Pulau Penghu yang hanya berjarak 50 km dari daratan utama Taiwan.
Dalam latihan yang disaksikan langsung tim Sky News, terdengar suara ledakan di pelabuhan utama Penghu. Meski hanya simulasi, kekacauan yang ditampilkan mencerminkan potensi nyata dari situasi darurat jika konflik pecah.
Namun kesiapan tersebut menuai keraguan. Seorang pejabat senior di lokasi latihan berkata dengan nada cemas, “Do you think with just the staff here now it will be enough? Of course not! There will be more than 7,000 people queuing up… It’s completely impossible.”
Dalam wawancara khusus dengan SkyNews.com, Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan, Wu Chihchung, menyampaikan peringatan keras: “China is preparing to invade Taiwan. The population need to not be naive like in the past.”
Wu menegaskan realitas bahwa Taiwan tak bisa sendirian menghadapi China: “Taiwan alone, facing China – we will never be ready.”
Laporan Sky News juga mengungkap berbagai taktik tekanan dari Beijing, termasuk latihan militer besar-besaran, pengerahan kapal perang dan pesawat tempur, hingga taktik abu-abu atau grey zone. Di Penghu, nelayan bahkan takut berlayar karena kehadiran kapal penjaga pantai China di perairan yang biasa mereka gunakan.
Baca Juga: Shin Tae-yong Dirumorkan Latih Ulsan HD, Akui Dapat Tawaran usai Tinggalkan Timnas Indonesia
“Dulu kami bisa ke China daratan, sekarang nelayan takut lihat kapal China bahkan di perairan kita sendiri,” kata Yen Te-Fu, Ketua Asosiasi Nelayan Penghu.
Situasi diperparah dengan naiknya kembali Donald Trump ke Gedung Putih. Meski AS punya kewajiban memasok senjata ke Taiwan, Trump tak segan menyebut Taiwan mencuri industri chip AS dan memberlakukan tarif 32% terhadap semikonduktor Taiwan—meskipun tarif itu kini sedang dinegosiasikan ulang.
Wu menjawab hal itu dengan lugas kepada SkyNews: “Donald Trump certainly knows that without Taiwanese chips, he cannot make America great again.”
Salah satu langkah Taiwan memperkuat pertahanan adalah menggencarkan produksi drone militer. Namun menurut data Research Institute for Democracy, Society and Emerging Technology, kapasitas produksi baru 5% dari target 180.000 unit per tahun yang ditetapkan untuk 2028.
Baca Juga: Viral! Diduga Minim Lahan, TPU Tanah Kusir Jadi Tempat Ajang Warga DKI Main Layangan
Artikel Terkait
Final China Open 2025: China Dominasi 4 Nomor,Hanya Ganda Putra China Tidak ada Wakil
Final Ganda Putra China Open 2025: Fajar/Fikri Incar Gelar dan Rp1,6 Miliar Hadiah Juara
Fajar/Fikri Juara China Open 2025 Tanpa Kehilangan Satu Gim, Persembahkan Gelar untuk Iie Sumirat
Joget “Aura Farming”, Fajar/Fikri Rayakan Kemenangan Spektakuler di Final China Open 2025