KLIKANGGARAN -- Russia Today mengutip laporan stasiun televisi Israel, Kan, yang mengutip sumber anonim mengatakan bahwa negosiasi perdamaian antara Israel dan Hamas terhenti karena perbedaan pendapat besar. Haaretz telah mengkonfirmasi “kebuntuan” dalam pembicaraan yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir.
Meskipun para perantara Qatar, Mesir, dan AS selama berbulan-bulan berusaha membuat kedua pihak yang bertikai menyetujui gencatan senjata, sejauh ini upaya tersebut tampaknya tidak membuahkan hasil.
Dalam laporannya pada hari Jumat, Kan menuduh bahwa negosiasi “tidak terjadi saat ini” karena “Mesir dan Qatar telah mengambil posisi Hamas.” Menurut media tersebut, para mediator menyarankan agar dilakukan gencatan senjata dengan imbalan pembebasan sandera.
Kan mengutip sumber anonim yang mengatakan bahwa ada perbedaan pendapat “besar” antara kelompok militan Palestina dan Israel, terutama mengenai bagaimana masing-masing kelompok mendefinisikan “akhir perang.”
Baca Juga: Tumbangkan Bali United 3-0, Persib Bandung Kokoh di Peringkat Kedua Sementara
Pertentangan besar lainnya, klaim stasiun televisi tersebut, adalah penolakan Israel untuk membebaskan militan Hamas yang dipenjara tanpa syarat atas permintaan kelompok tersebut.
Pada hari Sabtu, Haaretz Israel, mengutip sumber asing yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui perundingan tersebut, juga melaporkan bahwa perundingan tersebut “saat ini menemui jalan buntu, dan tidak ada kemajuan.”
Pada hari Selasa, Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, mengungkapkan bahwa beberapa minggu terakhir telah terjadi “beberapa momentum yang meningkat,” namun “sayangnya segala sesuatunya tidak bergerak ke arah yang benar.”
“Saat ini kita dalam status hampir menemui jalan buntu,” ujarnya.
Sheikh Al Thani mencatat bahwa “ada satu pihak yang ingin mengakhiri perang dan kemudian membicarakan tentang para sandera, dan ada pihak lain yang menginginkan para sandera dan ingin melanjutkan perang.” Hanya ada sedikit harapan untuk kemajuan kecuali Israel dan Hamas sepakat mengenai masalah mendasar ini, ia memperingatkan.
Perdana Menteri Qatar juga mempertanyakan apakah Israel berupaya mengakhiri permusuhan dengan itikad baik.
“Saya tidak berpikir mereka mempertimbangkan hal ini sebagai sebuah pilihan… bahkan ketika kita sedang membicarakan kesepakatan dan mengarah pada potensi gencatan senjata,” katanya.
Artikel Terkait
PM Italia Menjadi Korban Deepfake Video Porno dan Menuntut Rp15 Milliar kepada Pelakunya
Kate Middleton Idap Kanker, Mengaku Tak Sanggup Beri Tahu Anak-anaknya
Taiwan Alami Gempa Bumi Magnitudo 7,5, Jepang dan Filipina Waspada Tsunami
Inilah Sosok Salwan Momika, Pelaku Pembakaran Al-Qur'an yang Dikabarkan Mati di Norwegia
McDonald's Akan Membeli Kembali Restoran-Restorannya di Israel setelah Terjadi Penurunan Penjualan di Tengah Boikot di Negara Muslim
Kota Pohang, Korea Seltan, Merencanakan Menyita Aset Kripto Para Penghutang Pajak dengan Nilai Ratusan Dolar
Produsen Nikel Terbesar di Dunia, Norilsk Nickel, Akan Alihkan sebagian Produksinya ke Tiongkok dan akan Membangun Pabrik Tembaga Baru
Ini Peringatan Pemerintah Arab Saudi untuk Israel jika 'Keukeuh' Bombardir Rafah