Luwu Utara --- Di Kabupaten Luwu Utara, kebutuhan akan peningkatan kapasitas petani dalam memahami agroforestry kakao dirasa sangat penting untuk mendukung Roadmap Kakao Lestari.
Untuk itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara mendukung penuh program Sistem Pertanian Berkelanjutan di Lansekap Tropis Asia atau Sustainable Farming System in Asian Tropical Landscapes (SFITAL).
Pelaksana program ini adalah World Agroforestry (ICRAF), dengan menggandeng mitra utama, yakni Rainforest Alliance (RA) dan MARS. Program SFITAL ini didanai oleh Internasional Fund for Agricultural Development (IFAD).
Baca Juga: Periode Paling Mematikan bagi Jurnalis: 42 Jurnalis Tewas dalam Perang Israel-Palestina
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung Agroforestry Kakao Berkelanjutan adalah Workshop Pembelajaran Praktik Kurikulum Agroforestri Kakao, yang digelar di Hotel Yuniar Masamba, Selasa, (14/11/2023).
Workshop dibuka oleh Kepala Bappelitbangda Kabupaten Luwu Utara, Drs. H. Aspar, M.Si. Dalam sambutannya, Aspar mengatakan bahwa kurikulum agroforestry merancang dan menerapkan metode serta strategi pembelajaran dengan mengintegrasikan pendekatan praktik, studi kasus, serta pengalaman lapangan.
Melalui kombinasi ini, kata dia, petani kakao dapat mengembangkan keterampilan praktis yang relevan dengan agroforestry, sekaligus memperdalam pengetahuan teoritis yang dimiliki para petani kakao.
“Penerapan metode partisipatif juga menjadi fokus, memungkinkan peserta pelatihan terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap praktik agroforestry yang berkelanjutan,” jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, penggunaan teknologi visual 3D (tiga dimesi) juga menjadi bagian integral dari metode pembelajaran, serta menciptakan lingkungan pembelajaran yang beragam dan responsif terhadap perkembangan sistem agroforestry.
Baca Juga: Ucapan Hari Ayah Celine Evangelista Bikin Netizen Menangis
Sementara Peneliti Agroforestry System and Extension Scientist, ICRAF, Endri Martini, menyebutkan, standardisasi kurikulum agroforestry kakao ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi penyuluh, baik pemerintah maupun swasta, dalam memberikan bimbingan kepada petani.
“Tentu ini dengan tujuan dalam rangka untuk membantu petani meningkatkan produktivitas kebun kakao mereka sesuai dengan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan yang diterapkan dalam sistem agroforestry kakao,” kata Endri.
Lebih jauh Endri mengatakan, sebagai langkah selanjutnya, kurikulum ini akan dikonsultasikan dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, dengan harapan dapat dijadikan standar bagi penyuluh pertanian dalam memberikan pelatihan agroforestry kakao kepada petani.
Artikel Terkait
Soal Media Sosial, Kadis Kominfo Luwu Utara Sasar Penyuluh Pertanian
Pantau Program READSI, Tim Supervisi IFAD Kunjungi Luwu Utara
Luwu Utara Kejar Target Zero Kemiskinan Ekstrem
Terungkap! Ini PNS Paling Rajin di Lingkup Pemda Kabupaten Luwu Utara
Masyarakat Kabupaten Maros Ziarah ke Makam Datuk Pattimang Luwu Utara