(KLIKANGGARAN)--Dubai telah memerintahkan bar dan pub tutup hingga akhir bulan untuk menekan lonjakan kasus virus corona, setelah turis berbondong-bondong ke emirat selama periode liburan, Middle East Eye melaporkan.
Penutupan itu, yang mulai berlaku Selasa, adalah di antara serangkaian langkah "yang diambil sebagai tanggapan atas meningkatnya pelanggaran tindakan pencegahan," kata pihak berwenang dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Unjuk Rasa Terbesar di Myanmar Menuntut Para Jenderal Membatalkan Kudeta
Tempat dalam ruangan, termasuk bioskop dan tempat olahraga, akan dipotong kapasitasnya hingga setengahnya.
Pusat perbelanjaan Dubai yang luas, serta hotel, kolam renang dan pantai pribadi, harus beroperasi dengan kapasitas 70 persen.
Restoran dan kafe harus tutup pada pukul 1 pagi.
Batasan datang pada saat kota biasanya akan dipenuhi oleh turis dari negara-negara di Eropa dan Asia yang ingin melarikan diri dari dinginnya musim dingin.
Namun, pembatasan Covid-19 global dan larangan visa UEA sendiri pada penduduk 13 negara mayoritas Muslim telah membuat sebagian besar kota kosong.
Pengunjung dari Paris, Kota New York, London dan Kabul mengatakan kepada Middle East Eye bahwa mereka terkejut dengan betapa terpencilnya kota itu.
Bahkan Festival Belanja Dubai dua kali setahun, yang menampilkan merek-merek mewah kelas atas yang menawarkan diskon besar, tampaknya tidak banyak menarik minat.
'Tidak ada orang di sana lagi'
Solaiman, yang sering berkunjung dari Washington, mengatakan dia terkejut dengan betapa mudahnya dia bisa berjalan melewati daerah sekitar Pusat Kota Dubai, Palace Hotel dan Air Mancur Burj Khalifa.
"Tidak ada orang di sana lagi," katanya. "Dulu ada saat ketika tidak peduli jam berapa Anda berada di dekat air mancur, Anda harus berjalan melewati kerumunan orang. Sekarang tempat itu terlihat ditinggalkan."
Namun, pria berusia 25 tahun itu mengatakan bahwa ada satu keuntungan dari kurangnya lalu lintas: "Sekarang Anda dapat mengambil gambar dari mana saja tanpa dihalangi oleh puluhan orang."
