(KLIKANGGARAN)--Setelah hampir dua dekade perang yang menewaskan puluhan ribu orang, pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban akan dimulai di Qatar pada hari Sabtu.
Tim perunding pemerintah Afghanistan yang beranggotakan 21 orang dipimpin oleh Masoom Stanekzai, seorang mantan kepala intelijen.
Taliban dipimpin oleh Mawlavi Abdul Hakim, ketua hakim kelompok bersenjata dan pembantu dekat ketua kelompok itu Haibatullah Akhunzada.
Hadir pula Abdullah Abdullah, ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan wakil pemimpin Taliban Mullah Baradar.
Baca juga: Bahrain Mengumumkan Rencana Menormalisasi Hubungan dengan Israel
Negosiasi, di mana kedua belah pihak akan duduk berhadapan untuk pertama kalinya, akan dimulai di ibu kota, Doha, pada hari Senin, kata juru bicara Abdullah Fraidoon Khawzoon pada hari Jumat.
Pembicaraan intra-Afghanistan dijadwalkan berlangsung pada Maret tetapi berulang kali ditunda karena perjanjian pertukaran tahanan yang dibuat sebagai bagian dari kesepakatan Amerika Serikat-Taliban yang ditandatangani pada Februari.
Dalam perjanjian tersebut, Taliban telah setuju untuk membebaskan 1.000 tentara Afghanistan, sementara pemerintah mengatakan akan membebaskan 5.000 tahanan Taliban.
Prancis dan Australia berkeberatan untuk membebaskan enam tahanan Taliban yang terlibat dalam pembunuhan warga negara mereka.
Sumber pemerintah Taliban dan Afghanistan mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kompromi dicapai dengan mengirim enam tahanan ke Qatar. Para tahanan tiba di Doha pada hari Jumat dan akan tetap ditahan di sana.
Baca juga: Kekuasaan dan Protes: Siapa yang Memerintahkan Pembunuhan Aktivis Basra, Irak?
Pompeo juga tiba di Doha pada hari Jumat dan menyebut pembicaraan itu sebagai kesempatan "bersejarah" untuk mengakhiri perang terpanjang AS.
Perwakilan Khusus AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad mengatakan meskipun pembicaraan meningkatkan harapan agar perang berakhir di negara itu, banyak tantangan tetap ada.
"Ini adalah fase baru dalam diplomasi untuk perdamaian di Afghanistan," kata Khalilzad kepada wartawan dalam konferensi telepon pada hari Jumat.