Rekaman video protes di Ramallah menunjukkan para demonstran membakar foto MBZ dan Mohammed Dahlan, seorang pemimpin Palestina yang diasingkan dari gerakan Fatah yang saat ini tinggal di UEA dan memiliki hubungan dekat dengan putra mahkota.
Palestina menuduh Dahlan terlibat dalam kesepakatan itu, yang membuat UEA mengambil pujian karena menghentikan aneksasi Israel yang direncanakan atas wilayah Palestina dengan imbalan hubungan diplomatik penuh dengan Israel.
"Kami menganggap Dahlan sebagai mitra dalam pembuatan perjanjian ini, karena dia memiliki koneksi dengan MBZ dan Mossad Israel," kata Faraj, menambahkan bahwa banyak warga Palestina percaya bahwa "kesepakatan ini akan digunakan untuk memasarkan Dahlan sebagai pilihan masa depan untuk posisi presiden Palestina ".
"Tapi setelah ini, Mohammed Dahlan tidak akan pernah diterima di tanah Palestina lagi, selama mereka adalah perlawanan Palestina terhadap pendudukan tanah kami," katanya.
Faraj menekankan bahwa warga Palestina yang berdemonstrasi menentang keputusan tersebut tidak menyerah pada dukungan orang-orang Arab di seluruh Timur Tengah, bahkan jika pemerintah mereka telah "mengkhianati rakyat Palestina".
Selama protes di Ramallah, kata Faraj, pengunjuk rasa mengibarkan bendera UEA dan bahkan memutar lagu kebangsaan negara itu untuk "menunjukkan bahwa masalah kami bukan dengan rakyat Emirat, tetapi dengan para pemimpin korup mereka".
Ketika ditanya tentang prospek negara-negara Arab lainnya yang mengikuti dan menormalisasi hubungan dengan Israel, Faraj berkata: "Bahkan jika MBZ dan para pemimpin lainnya ingin memberikan hadiah semacam ini kepada Israel dan [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu, kami tidak akan pernah memberikannya. di atas sebidang tanah di tanah kami.
"Kami telah di bawah pendudukan selama 70 tahun. Tapi kami tidak akan menyerah dalam perjuangan untuk pembebasan dan diakhirinya pendudukan Israel atas tanah Palestina."
