Pengambilalihan tersebut dipimpin oleh seorang mantan tentara Saudi, Juhaiman bin Muhammad ibn Sayf al-Otaybi, yang mengkritik keluarga penguasa kerajaan, dan menyerukan agar kembali ke apa yang ia anggap sebagai Islam asli.
Pengepungan akhirnya berakhir setelah pasukan Saudi merebut kembali masjid, dibantu oleh unit polisi taktis Prancis.
Boikot Iran, 1988-1990
Iran memboikot haji selama tiga tahun antara 1988 dan 1990 setelah bentrokan antara jamaah Iran dan polisi Saudi selama ritual tahunan pada tahun 1987 yang menewaskan sekitar 400 orang.
Pada 31 Juli 1987, jamaah haji Iran mengadakan demonstrasi politik besar-besaran yang mengecam kebijakan Amerika Serikat dan negara-negara lain. Pasukan keamanan Saudi menanggapi dengan menindak para pengunjuk rasa, yang mengakibatkan banyak korban.
Iran menyebut episode itu pembantaian. Diperkirakan 275 peziarah Iran terbunuh dalam insiden itu.
Wabah Ebola, 2014-16
Pada tahun 2014, Arab Saudi untuk sementara berhenti mengeluarkan visa umrah dan haji untuk warga Guinea, Liberia dan Sierra Leone.
Tiga negara Afrika Barat terkena dampak paling parah oleh wabah besar Ebola di Afrika Barat yang menewaskan lebih dari 11.000 orang sebelum diumumkan pada tahun 2016.
Ketegangan Iran-Saudi, 2016
Iran memutuskan untuk tidak mengirim jamaah haji pada tahun 2016 setelah pembicaraan gagal dengan Arab Saudi untuk mengatur agar jamaah haji hadir. Iran menyalahkan saingan regionalnya, Arab Saudi, atas "sabotase" dan gagal menjamin keamanan para peziarah.
Keputusan itu muncul karena penyerbuan selama haji 2015 ketika 700 jamaah, banyak dari Iran, terbunuh.
Selain itu, konflik regional, seperti perang di Suriah dan Yaman, menciptakan permusuhan tinggi antara kedua negara yang diyakini telah berkontribusi pada keputusan Iran.
Sumber: Al Jazeera