“Persepsi yang berlaku di kalangan orang India tampaknya adalah bahwa Tiongkok berusaha mati-matian untuk menahan kebangkitan India. Tapi itu tidak masuk akal, terutama mengingat fokus utama China adalah pada kompetisi dengan AS di Pasifik barat, "kata Zhao Gancheng, seorang peneliti dari Shanghai Institutes for International Studies.
Baik Zhao dan Sun juga mencatat bahwa sementara Cina bersedia menengahi pertikaian India-Pakistan, New Delhi tidak mungkin melihat tawaran Beijing dalam cahaya positif, terutama mengingat hubungan "segala cuaca" dengan Islamabad yang terisolasi.
China, yang menempati seperlima dari negara bagian Jammu dan Kashmir yang asli, yang dikenal sebagai Aksai Chin di wilayah Xinjiang barat China, juga merupakan penggugat dalam sengketa perbatasan Kashmir antara India dan Pakistan yang telah berlangsung lama dan kerap terjadi kekerasan.
Para ahli Cina mengatakan pertikaian perbatasan terbaru sebagian dapat dikaitkan dengan keputusan Kashmir India yang kontroversial, yang secara efektif "memaksa Cina ke dalam sengketa Kashmir".
Karena India membatalkan status khusus Jammu dan Kashmir dan memberlakukan penguncian yang keras, Cina, atas permintaan Pakistan, membawa masalah Kashmir ke Dewan Keamanan PBB pada Agustus dan pada Januari, sebuah langkah yang membuat New Delhi marah.
Yun Sun, seorang rekan senior di Stimson Center di Washington, mengatakan ketika persaingan semakin mendalam antara Cina dan AS dan India, kecil kemungkinannya untuk mengambil peran konstruktif dalam krisis India-Pakistan.
Sumber: SCMP.com
