(Klikanggaran)--Orang-orang yang menyerang Mehboob Ali memperlakukannya tanpa ampun. Mereka menyeretnya ke sebuah ladang di desa Harewali, di pinggiran barat laut Delhi, lalu memukulinya dengan tongkat dan sepatu sampai dia berdarah dari hidung dan telinganya. Ali adalah seorang Muslim, ia baru kembali ke rumah setelah mengikuti sebuah pertemuan keagamaan, dan orang-orang Hindu itu cukup yakin bahwa ia adalah bagian dari apa yang disebut konspirasi Islam untuk menyebarkan coronavirus ke umat Hindu di seluruh negeri. Para penyerangnya percaya bahwa pria 22 tahun yang saleh itu harus dihukum sebelum ia melakukan "jihad korona".
Pakistan Mengkarantina Pengikut Jamaah Tabligh sebab Khawatirkan Sebaran Virus Corona
Tuduhan itu sepenuhnya salah, tetapi menurut rekaman video dan keluarganya, orang-orang yang memukuli Ali pada 5 April tidak meragukan lagi bahwa Ali bagian dari konspirasi, menuntut: "Beri tahu kami siapa lagi yang ada di balik konspirasi ini." Ali kemudian dibawa ke kuil Hindu terdekat dan disuruh meninggalkan Islam dan pindah agama ke Hindu sebelum mereka mengizinkannya pergi ke rumah sakit.
Lima hari setelah serangan tersebut, keluarga Ali masih takut juga dituduh menyebarkan virus. “Jika kami mengadukan kasus ke polisi, orang-orang Hindu tidak akan membiarkan kami tinggal di desa,” kata seorang anggota keluarga, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, seperti dikutip Guardian.
Polisi mengkonfirmasi bahwa karena kehadirannya di konvensi Muslim di Bhopal beberapa minggu lalu, Ali ditahan di bangsal isolasi rumah sakit Lok Nayak Jai Prakash Narayan di Delhi sebagai "tersangka korona", meskipun ia tidak memiliki gejala.
Serangan terhadap Ali merupakan gejala dari semakin meningkatnya demonisasi komunitas Muslim India, yang dituduh, tanpa dasar, melakukan kampanye jahat untuk menyebarkan Covid-19 kepada mayoritas Hindu.
Sekarang muslim India merasakan bisnis mereka di seluruh India diboikot, sukarelawan muslim yang mendistribusikan makanan disebut "teroris coronavirus", dan yang lain dituduh meludahi makanan dan menginfeksi air persediaan dengan virus. Poster-poster telah muncul yang melarang Muslim memasuki lingkungan tertentu di negara-negara sejauh Delhi, Karnataka, Telangana dan Madhya Pradesh.
Kantor Pusat Jamaah Tablig India Diduga Menjadi Persebaran Virus Corona
Permasalahan tersebut dimulai ketika pertemuan organisasi dakwah Islam, Jamaah Tablig, yang diadakan pada pertengahan Maret di lingkungan Nizamuddin, Delhi selatan, dinyatakan oleh polisi dan pemerintah sebagai yang bertanggung jawab atas penyebaran virus corona di seluruh India.
Pertemuan tersebut, yang telah diberi lampu hijau oleh otoritas Delhi, dihadiri oleh sekitar 8.000 orang, termasuk ratusan orang asing. Setelah pertemuan itu berakhir, banyak orang di ppertemuan itu tanpa sadar tertulari Covid-19 dan membawanya kembali ke kota-kota dan desa-desa di seluruh India.
Di seluruh India, polisi diperintahkan untuk mengamankan siapa pun yang terkait dengan organisasi tersebut. Sejauh ini, lebih dari 27.000 anggota Jamaah Tablig dan kontak mereka telah dikarantina di sekitar 15 negara bagian. Di Uttar Pradesh, polisi menawarkan hingga 10.000 rupee (£ 105) untuk informasi tentang siapa saja yang menghadiri pertemuan itu.
Dalam sebuah pernyataan minggu ini, kelompok Respon Ilmuwan India untuk Covid-19 mengatakan "data yang tersedia tidak mendukung spekulasi" bahwa kesalahan atas epidemi coronavirus di India terutama terletak pada Tablighi Jamaat. Para ilmuwan menekankan bahwa sementara pengujian untuk coronavirus sangat rendah di India, jumlah pengujian tersebut tidak proporsional sebab anggota Jamaah Tablig paling banyak diuji, sesuai perintah pemerintah, oleh karena itu angka tersebut cenderung menunjuk ke Jamaah Tablih.
Namun hasil tes dengan cepat itu digunakan oleh anggota partai nasionalis Hindu yang berkuasa yang berkuasa, Partai Bharatiya Janata (BJP), yang menuduh anggota Jamaah Tablig berniat menginfeksi jutaan orang sebagai bagian dari konspirasi Islam dan melakukan "terorisme korona".
Para pemimpin senior BJP menuduh Jamaah Tabligh melakukan "kejahatan Talibani", menggambarkan anggota mereka sebagai "bom manusia, tetapi dengan kedok pasien koronavirus", dan menyerukan agar pemimpin Jamaat Tablig untuk digantung dan ditembak. Kapil Mishra, seorang pemimpin lokal BJP yang terkenal karena pidato kebenciannya, meng-tweet: “Orang-orang Jamaah Tabligh mulai meludahi dokter dan petugas kesehatan lainnya. Jelas, tujuan mereka adalah menginfeksi sebanyak mungkin orang dengan virus corona dan membunuh mereka. "