(Klikanggaran)--Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menolak menerima pengunduran diri Menteri Dalam Negeri Turki setelah keputusannya untuk memberlakukan karantina akhir pekan di kota-kota dengan sedikit pemberitahuan sebelumnya telah memicu gelombang panic buying.
"Menteri mengajukan pengunduran dirinya kepada presiden dan presiden telah memberitahunya bahwa dia tidak menyetujui permintaan itu. Padahal itu adalah hak prerogatif pemegang jabatan untuk mengajukan pengunduran diri mereka, keputusan akhir ada pada presiden. Pengunduran diri menteri dalam negeri belum diterima. Dia akan terus melakukan tugasnya, "bunyi pernyataan dari kantor kepresidenan.
GP Ansor Bojongkulur dari Desa ke Desa Memutus Mata Rantai Penyebaran Covid 19
Sebelumnya, pada hari Minggu, Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, mengundurkan diri setelah karantina yang tiba-tiba untuk menahan penyebaran virus corona, memicu kepanikan pembelian di seluruh negeri.
"Semoga negara saya, yang saya tidak pernah ingin sakiti, dan presiden kami, kepada siapa saya akan setia sepanjang hidup saya, maafkan saya," Soylu dikutip oleh Reuters mengatakan dalam sebuah pernyataan yang menyatakan pengunduran dirinya.[Middle East Eye]
Kesembuhan Pasien Terkonfirmasi Corona di Jatim Sebanyak 17,88 Persen
Pada Jumat malam, kementerian dalam negeri mengumumkan karantina selama 48 jam di 30 kota terbesar Turki hanya beberapa jam sebelum diberlakukan, kata AFP. Dalam waktu singkat sebelum penguncian diberlakukan, kerumunan orang yang gagal untuk menghormati aturan jarak sosial bergegas keluar untuk membeli makanan dan minuman di pusat komersial negara, yaitu di Istanbul, sebuah kota yang berpenduduk 16 juta orang, dan di banyak kota lainnya.
Pemerintah mendapat kecaman keras dari oposisi dan di media sosial karena membahayakan nyawa ribuan orang.
"Meskipun dalam jangka waktu terbatas, insiden yang terjadi menjelang penerapan jam malam tidak sesuai dengan manajemen yang sempurna dari proses wabah," kata Soylu dalam pernyataannya.
Keputusan penguncian diambil dengan niat baik dan bertujuan memperlambat penyebaran coronavirus, kata Soylu.
Bos AirAsia Tulis Surat Blak-blakan tentang Kondisi Perusahaan
Karantina akan berakhir pada 2100 GMT pada hari Minggu.
Pada hari Minggu, angka kematian Turki dari Covid-19 telah meningkat menjadi 1.198, dengan lebih dari 56.956 kasus yang dikonfirmasi sejak pasien pertama didiagnosis sedikit lebih dari sebulan yang lalu.
Menteri perhubungan Mehmet Cahit Turhan dicopot dua minggu lalu setelah kementerian itu menuai kritik karena mengadakan tender selama wabah itu untuk bersiap membangun kanal besar di pinggiran Istanbul.[Middle East Eye]