Harga Bensin Tiba-Tiba Dinaikkan, Gelombang Protes Menerpa Iran

photo author
- Senin, 18 November 2019 | 09:14 WIB
iran
iran


JAKARTA – Pemerintah Iran secara tak terduga menaikkan harga bensin sehingga menimbulkan gelombang protes di seluruh Iran  dan menewaskan sedikitnya satu orang.


Tewasnya satu orang pemrotes itu terjadi selama bentrokan di Sirjan di provinsi selatan Kerman pada Jumat (15/11), demikian dilaporkan Kantor Berita Mahasiswa Semiresmi Iran (ISNA) seperti dikutip dari Reuters, Minggu (17/11).


Menurut kantor berita Fars, protes menyebar pada Sabtu (16/11) ke Teheran. Pengendara memblokir jalan raya dan persimpangan dengan kendaraan mereka di salju yang lebat.


Komisi ekonomi khusus memutuskan Kamis (14) malam untuk meningkatkan harga bensin sebanyak tiga kali, juga untuk distribusi bahan bakar motor. Kenaikan harga datang tanpa peringatan sebelumnya.


Protes menyoroti tantangan yang dihadapi oleh pemerintah yang berkuasa saat berjuang untuk membalikkan penurunan ekonomi yang dipicu oleh sanksi AS.


Pemerintah Presiden Hassan Rouhani berada di bawah tekanan besar untuk mengimbangi dampak dari penurunan parah dalam ekspor minyak dan mencegah krisis nasional.


Dana Moneter Internasional (IMF) meramalkan bahwa defisit pemerintah Iran akan melebar sebagai persentase dari produk domestik bruto, dari 2,7% pada 2018 menjadi 4,5% tahun ini dan 5,1% pada 2020.


Menurut IMF, harga minyak Iran butuh penyesuaian anggaran. Hal ini diperkirakan akan terjadi lebih dari dua kali lipat dari periode yang sama, ketika sanksi AS mengekang penjualan ekspor terpenting negara itu.


Dewan Ekonomi Tertinggi Iran, sebuah badan yang terdiri dari Rouhani, kepala pengadilan dan pemimpin parlemen Iran, bertemu pada Sabtu (16/11) dalam menanggapi kemarahan masa atas kenaikan harga bahan bakar.


Aliasghar Yousefnejad, seorang anggota parlemen dan anggota dewan eksekutif parlemen, mengatakan kepada IRNA yang dikelola pemerintah dalam sebuah wawancara pada Minggu (17/11), parlemen Iran berencana untuk memperdebatkan sebuah RUU untuk membalikkan kenaikan harga dan secara efektif membatalkan keputusan tersebut.


Namun, tidak jelas apakah suara parlemen dapat mengesampingkan keputusan oleh Dewan Ekonomi Tertinggi. Terakhir kali Iran memperkenalkan penjatahan bahan bakar adalah pada 2007 selama masa pemerintahan Presiden Mahmoud Ahmadinejad yang kedua. 


Itu memicu protes di pompa bensin dan beberapa bahkan dibakar. Pemerintah Rouhani mengakhiri kebijakan pada 2015.


Iran adalah negara Timur Tengah terbaru yang menuai kemarahan publik atas masalah roti dan mentega seperti biaya hidup yang berubah dalam beberapa bulan terakhir menjadi protes politik yang kuat.


Di tempat lain, demonstran telah memaksa para pemimpin di Libanon dan Aljazair untuk mengundurkan diri dan menggulingkan rezim di Sudan. Ratusan orang telah tewas di Irak ketika pasukan keamanan di sana menindak protes yang telah mendorong pemerintah ke jurang kehancuran.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tim Berita

Tags

Rekomendasi

Terkini

X