Klikanggaran.com, JAKARTA –Serangan drone ke fasilitas kilang minyak milik Saudi Arabia, yaitu Saudi Aramco, menimbulkan ketegangan baru antara Iran dan Amerika Serikat (AS). AS dan Arab Saudi menuduh drone tersebut milik Iran, sebaliknya Iran telah membantah tuduhan tersebut. Rentetan ketegangan pun mengiringi dalam beberapa hari.
AS menyatakan sedang menggalang koalisi untuk mencegah ancaman Iran setelah terjadi serangan akhir pekan pada fasilitas minyak Arab Saudi.
Sebelumnya Iran telah memperingatkan Presiden AS, Donald Trump, untuk tidak mendorong negara tersebut terlibat dalam perang di Timur Tengah. Lalu, Iran pun menyatakan AS akan menghadapi tindakan ofensif dengan serangan yang mematikan kalau turut mengambil peran.
Akan tetapi, Menlu AS, Mike Pompeo, mengatakan bahwa Trump, yang telah memerintahkan lebih banyak sanksi terhadap Iran, menginginkan solusi damai untuk krisis tersebut.
Pernyataan itu disampaikannya setelah berbicara dengan para pemimpin Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang menuding serangan tersebut dilakukan oleh Iran.
Namun, Iran membantah terlibat dalam serangan 14 September yang membuat separuh produksi minyak Arab Saudi musnah. Serangan itu disebut oleh Pompeo sebagai tindakan perang terhadap pengekspor minyak terbesar dunia.
Pompeo terlihat menurunkan ancamannya setelah melakukan pembicaraan dengan putra mahkota Abu Dhabi, penguasa de facto Uni Emirat Arab yang merupakan sekutu utama Arab Saudi.
Seperti dikutip Reuters, Jumat (20/9/2019), kepada wartawan Pompeo mengatakan, “Kami di sini untuk membangun koalisi yang bertujuan mencapai perdamaian dan resolusi damai. Itulah misi saya, itulah yang pasti diinginkan oleh Presiden Trump untuk saya capai dan saya berharap Republik Islam Iran melihatnya seperti itu."
Dia tidak memerinci koalisi tersebut. Amerika Serikat sebelumnya berusaha untuk menciptakan aliansi keamanan maritim global sejak serangan terhadap tanker minyak di perairan Teluk yang dicurigai pihak Washington dilakukan oleh Iran.
Pompeo menggambarkan usulan koalisinya sebagai tindakan diplomasi, sementara Menteri Luar negeri Iran mengancam perang habis-habisan.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammed Javad Zarif mengatakan bahwa Republik Islam "tidak akan berkedip". jika harus mempertahankan diri terhadap serangan AS atau militer Saudi, yang menurutnya. akan mengarah pada "perang habis-habisan".
Zarif mengatakan bahwa Pompeo merupakan bagian dari apa yang disebut "tim-B", bersama dengan putra mahkota Arab Saudi, yang mencoba menipu Trump untuk memilih perang.
Pompeo pada Rabu (18/9/2019) bertemu Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, yang menyebut serangan terhadap pabrik-pabrik minyak sebagai "ujian bagi dunia global".