Klikanggaran.com - Peristiwa yang terjadi di Kepulaun Seribu tentang pernyataan Plt Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak habis-habisnya dibicarakan di pelosok negeri Indonesia maupun penjuru dunia. Kali ini tulisan Perwira TNI yang sedang berada di Malaysia, seorang alumni Akabri Laut '82, dalam beranda status Facebook atas nama Usman Rusman menuliskan sesuatu yang membuat udara citizen bergemuruh seruan takbir, tahmid, dan tahlil. Berikut tulisannya:
Hampir semua pemimpin negeri ini mulai panik. Pejabat-pejabat negara, partai politik, mulai berpikir. What next? Insya Allah termasuk Presiden Jokowi pun harus mencermati situasi un-prediction... Khususnya aparat hukum yaitu polri. Pimpinan seyogyanya segera mengambil langkah tegas, cepat, adil, dan transparan. Bareskrim Mabes Polri sibuk mendapat perintah segera membuat BAP, ditambah tekanan mulai datang dari ormas Islam, un-prediction juga.
Alangkah arifnya kalau Pimpinan Polri segera menggunakan hati nuraninya, bukan karena perintah atasan. Jangan sekali-kali mencoba merekayasa. Ini masalah energi pemilik dunia, bukan manusia. Mata pisaunya "QOLBU", tidak perlu sampai S3 atau lulus dari lembaga apa pun di luar negeri maupun Indonesia.
TNI adalah garda terdepan dan terakhir penjaga bangsa ini disibukkan dengan setumpuk data Intelijen, mewaspadai situasi sudah menuju ke seluruh plosok tanah air. Demo bermunculan di mana-mana. Ada indikasi waspadai darurat sipil dari salah seorang pakar Inteljen, bisa terjadi lebih dari itu.
Ini masalah Energi Pemilik Alam Semesta, bukan milik penguasa negara ini. Energi yang mengalir pada hati insan muslim sejati. Tidak bisa dibendung dengan tekhnologi apa pun, yang tercanggih sekalipun. Bebas pulsa lagi!
Tuan-Tuanku para pemimpin. Pakailah nuranimu.
157 Negara Islam OKI dan muslim dunia mulai merasakan getaran Energi AL-Maidah 51. Ini fakta. Dari Sabang sampai Marauke mulai terasa tanpa komando, zonder perintah, apalagi Korlap dan Provokator. Tidak perlu...!!!
Pimpinan partai politik terdiam semua, yang sebelumnya jadi artis media, sekarang bingung menunggu momen tidak diduga ini semakin membesar tanpa komando teriakan: "Memilih Allah atau nyawa" sudah dikumandangkan. "Balai Kota atau Istana". Tidak bisa dihadapi dengan Alusista apa pun yang dimiliki TNI dan Polri, sekalipun negara asing membantu. Datangkanlah dari USA, Rusia, ataupun China, tidak berarti apa-apa. Energi Al-Maidah 51 ini telah menembus hati sanubari para prajurit TNI dan prajurit Bhayangkara Islam.
Mulai dari prajurit sampai jenderal pun akan berpikir. Mereka bukan boneka hidup, Kawan. Memang pangkat mereka rendah, tapi hati nurani mereka tidak serendah pangkatnya. Keyakinan hidup mereka terluka, dan sangat sakral lebih dari Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Sumpah Bhayangkara.
Ini Al-Quran, keyakinan leluhur dan anak isteri mereka. Ciptaan Allah Swt, bukan buatan manusia. Be carefull, Kawan. Potensi ancaman ini akan jadi real ancaman. Ini gelombang maya, tanpa bisa dipegang, dilihat, dan langsung dirasakan, bergerak 24 jam terus menerus tanpa mengenal ruang dan waktu. Masuk ke sanubari insan muslim Indonesia.
Segera tegakkan hukum dengan benar, adil dan terbuka. Jangan sampai jatuh korban rakyat atau prajurit kita. Kita tidak perang agama, tapi oknum penista agama Islam, inilah yang harus segera ditindak. Segera... kenapa menunggu? Rakyat bertanya, ada apa my Presiden? Umat Muslim dunia mulai menanyakan, masih pantaskah Negara Indonesia dikatakan sebagai negara pemeluk Islam terbesar di dunia? Mana tindakan nyata dan cepat peminpin yang katanya Big Muslim?
Nanti rakyat curiga, rekayasa apalagi yang mau di-skenariokan? Membohongi rakyat dengan kemunafikan, karena tersandera dengan "uang haram" pemimpin munafik. Lihat nyata hampir semua pemimpin munafik panik. Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Khong Hu Chu, panik. Kenapa sampai merambah ke mana mana? Menyangkut sendi kehidupan berbangsa dan bernegara IPOLEKSOSBUHANKAM begitu cepat? Bahkan kemunafikan yang sudah basi pun, 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun yang lalu baunya tercium lagi. Dana-dana haram KKN tanpa diminta muncul sendiri. Pejabat negara dan politik KKN tanpa diminta saling tuding, perang IT dan cyber, untuk pencitraan bertebaran di media online. Why, why, why?
"Hanya" menghina surat Al-Maidah saja, cuma satu ayat saja, hanya ayat 51 saja, kenapa panik? Itu pun lokasinya cuma di Pulau Seribu, bukan di Hawaii, atau di Monaco...! Oh... Kau telah menghina "Energi-Ku"... Ingat 1000 kali rekaya manusia, sekalipun jabatannya presiden, "Tidak... tidak akan menghambat ini". Energi surat Al-Maidah ini adalah rekayasa Allah Swt, dengan cara-Nya sendiri. Silahkan dikaji dengan teori apa pun, yang terhebat di dunia ini.
Cuma kau hina surat AL-Maidah, yang hanya dihadiri 150 orang, di Pulau Seribu, bukan di Hawaii atau di Manaco. Tapi, ingat, yang menghina Aku (Allah), rasakan energi Al-Maidah-Ku. Suatu bukti keturunan Al-Quran itu benar. Partai mana yang terhebat di Indonesia Ini? Baik PDIP, GOLKAR, GERINDRA, HANURA, PAN, PKB, NASDEM, DEMOKRAT, PPP, PKS dan lainnya, pernahkah mampu menggetarkan Indonesia, bahkan dunia, dalam waktu sesingkat ini? Tanpa biaya kampanye dan dana, atau bahan kontak untuk membius rakyat.