peristiwa-ibu-kota

Waktu Hampir Habis, Semoga Seluruh Awak Kapal Selam Nanggala 402 Segera Diselamatkan

Jumat, 23 April 2021 | 15:38 WIB
nenggala 402


KLIKANGGARAN--Tim penyelamat dari beberapa negara berjuang melawan waktu pada hari Jumat (23/4) untuk menemukan kapal selam Nanggala 402, milik Angkatan Laut Indonesia yang hilang di Laut Bali dengan 53 awak, yang akan dengan cepat kehabisan oksigen jika belum dihancurkan oleh tekanan air.


Helikopter pencari dan lebih banyak kapal angkatan laut meninggalkan Bali dan pangkalan angkatan laut di Jawa pada cahaya pertama menuju ke daerah di mana kontak terputus dengan KRI Nanggala-402 yang berusia 44 tahun pada hari Rabu saat bersiap untuk melakukan latihan torpedo.


Dugaan Penggelapan Dana PKH di Desa Tanjung Sanai II Resmi Dilaporkan ke Polisi


Prioritas utama adalah keselamatan 53 awak, kata Presiden Joko Widodo, Kamis malam.


Angkatan Laut Indonesia mengatakan sedang menyelidiki apakah kapal selam itu kehilangan daya selama menyelam dan tidak dapat melakukan prosedur darurat saat turun ke kedalaman 600-700 meter, jauh di luar batas yang bisa selamat.


Sebuah objek dengan "gaya magnet tinggi" telah terlihat "mengambang" di kedalaman 50-100 meter, kata Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia Yudo Margono, dan pencarian udara sebelumnya telah menemukan tumpahan minyak di dekat lokasi terakhir kapal selam.


Jika kapal selam itu masih utuh, para pejabat mengatakan kapal itu hanya akan memiliki cukup udara untuk bertahan sekitar 15 jam lagi hingga Sabtu pagi.


Kapal selam bertenaga diesel bisa bertahan di kedalaman hingga 500 meter (1.640 kaki) tetapi lebih bisa berakibat fatal, kata juru bicara Angkatan Laut Julius Widjojono. Laut Bali bisa mencapai kedalaman lebih dari 1.500 meter.


Salah satu penumpang kapal tersebut adalah komandan armada kapal selam Indonesia, Harry Setiawan.


Alarm Berbunyi di Dekat Reaktor Nuklir Israel Di Tengah Laporan Ledakan dan Sistem Pertahanan Rudal Sedang Diaktifkan


Seorang ahli pertahanan Indonesia mengatakan awak kapal tersebut masih dapat ditemukan hidup-hidup.


“Namun jika kapal selam berada di palung laut sepanjang 700 meter, mereka akan sulit bertahan karena tekanan bawah air akan menyebabkan keretakan dan pecahnya lambung baja,” kata Connie Rahakundini Bakrie.


Kapal selam tersebut bergabung dengan armada Indonesia pada tahun 1981, menurut kementerian pertahanan, dan dilakukan reparasi di Korea Selatan yang selesai pada tahun 2012. Dikatakan dalam kondisi baik.


“Saya berharap mereka ditemukan masih hidup,” kata Berda Asmara, istri ABK Guntur Ari Prasetyo, 39 tahun, yang telah berlayar di Nanggala selama 10 tahun.

Halaman:

Tags

Terkini