JAKARTA, Klikanggaran--Ditetapkannya Michael Yukinobu Defretes dan Gisella Anastasia sebagai tersangka kasus video porno menuai polemik. Sebagian publik membela dan menyebut adanya diskriminalitas pada kasus ini. Bahkan, pelapor kasus tersebut mengaku dirundung dengan ancaman dan teror dari warganet melalui akun media sosialnya.
Pitra Romadhoni selaku pelapor Kepada detikcom, Kamis (31/12/2020), mengaku mendapat teror dari warganet. Akan tetapi, ia mengabaikannya sebab teror dan ancaman itu tidak begitu penting baginya.
"Seperti diteror WhatsApp-WhatsApp masuk, di DM saya, tapi sudah dihapus-hapusin semua," ujar Pitra.
"Seperti mengancam atau apa, tapi saya nggak tanggepin," tegas Pitra.
Hal itu rupanya membuat diri Pitra merasa sakit hati. Ia merasa tengah mendapat perundungan akibat melaporkan video seks milik mantan istri Gading Marten itu.
Baginya, melaporkan video tersebut merupakan tindakan baik yang dapat menyelamatkan moral publik. Namun Pitra justru mendapat perundungan karena membuat Gisel menjadi tersangka dalam kasus ini.
"Sebenarnya saya sakit hati dibilang dibully-bully netizen seperti itu sakit hati ya kan," tutur Pitra.
"Padahal niat kita baik memberikan saran yang baik dan kita semuanya terlalu neko-nekolah," lanjutnya.
Meski begitu Pitra masih merasa santai. Ia merasa kritik yang diberikan warganet kepadanya justru membangun dirinya lebih baik lagi.
Pitra bahkan mengucapkan banyak terima kasih kepada oknum-oknum perundung dirinya terkait laporan video seks Gisel. Pitra merasa hal ini wajar-wajar saja jika didapatkannya.
"Justru mereka mengkritik saya ada sesuatu hal yang membangun diri saya lebih baik lagi. Banyak salah maupun khilaf kalau ada yang kurang berkenan itu hal biasa. Justru memotivasi untuk kita," ujar Pitra.
"Saya berterima kasih pada netizen kalau saya salah saya minta maaf sama netizen begitu," tutupnya. [Detik]
Malahan, sebab Pitra menyarankan Gisel untuk meminta maaf ke publik soal tersebarnya video seksnya itu, ia pun mendapat perundungan juga.