peristiwa-ibu-kota

Bangun Pemuda dan Tingkatkan Olahraga, Komite III DPD RI Gelar Sinergitas Bersama Kemenpora RI

Selasa, 8 September 2020 | 16:03 WIB
0bac0293-1fbe-4df4-a8bd-a5fbb30c9af2


Jakarta, www.klikanggaran.com - Peduli pemuda dan olahraga di tengah pandemi Covid-19, Komite III DPD RI gelar sinergitas bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), guna membangun pemuda dan tingkan prestasi. Pertemuan tersebut disambut langsung Menpora Zainudin Amali, Rabu (26/08).


Bahas soal bonus demografi, Komite III DPD RI singgung beberapa diantaranya mengenai wewenang dan implementasi dari Menpora, diantara :



  1. Bagaimana strategi kemenpora menghadapi pemotongan recofusing Covid 19 sebesar 564.814.465.000 rupiah dari total pagu anggaran Kemenpora sebesar 1.173.661.690.000 rupiah.

  2. Bagaimana kebijakan Kemenpora terkait dukungan anggaran, fasilitasi dan pembinaan bagi cabang olah raga yang mendapat perhatian publik yang cukup besar seperti untuk sepak bola terdapat program pemusatan pelatihan untuk Timnas Indonesia U-19 dan Timnas Senior dibawah pembinaan PSSI.

  3. Bagaimana koordinasi, harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan Kemenpora dengan kementerian maupun instansi lain baik horizontal maupun vertikal dalam menghadapi tantangan penguatan kapasitas pemuda Indonesia baik dalam bidang pendidikan, ideologi maupun olah raga yang dipastikan harus melibatkan para pemangku kepentingan lintas instansi dan sektoral.

  4. Bagaimana pandangan Kemenpora mengenai Revisi UU Sistem Keolahragaan Nasional (RUU SKN), apa persoalan dan materi muatan yang perlu diadopsi.

  5. Apa strategi Kemenpora dalam memastikan peningkatan kuantitas dan kualitas olah raga prestasi di Indonesia. Termasuk bagaimana meningkatkan berbagai kompetisi di dalam negeri untuk meningkatkan kapasitas.


Berkenaan dengan hal tersebut, Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni menyampaikan tenaga kerja Indonesia masih didominasi SD dan SMP. Berdasarkan Pendidikan tertinggi yang ditamatkan, tenaga kerja lulusan SD mendominasi tenaga kerja Indonesia. Dalam kurun waktu 2014 hingga 2018, setidaknya seperempat dari tenaga kerja merupakan lulusan SD. Pada 2014, terdapat 28,75 persen tenaga kerja lulusan SD. Angka tersebut terus menurun hingga mencapai 25,21 persen pada 2018. Penyumbang terbanyak kedua yaitu lulusan SMP. Komposisi tenaga kerja yang merupakan lulusan sekolah menengah pertama tersebut berkisar antara 17-18 persen setiap tahunnya, bila ditotal komposisi antara lulusan SD dan SMP mencapai 43 persen dari seluruh tenaga kerja.


Disamping itu persoalan mendorong prestasi olah raga di Indonesia. Terdapat kebutuhan untuk sinergitas dalam pembinaan olah raga dan harmonisasi antar lembaga pembinaan olah raga nasional. Seperti pernah terjadi misharmoni dan konflik antara Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) ke depan perlu diantisipasi. Termasuk kualitas olah raga prestasi kurang optimal disebabkan oleh 80 persen cabang olahraga tidak memiliki kompetisi nasional dan internasional yang berkualitas dan rutin.


Dan terakhir, penguatan ideologi di kalangan pemuda. Tidak dapat dinafikan, globalisasi menjadi tantangan bagi ideologi Pancasila. Merebaknya politik identitas, praktik hoax yang melanda tanpa batas sampai konflik-konflik berbasis politik dan agama harus senantiasa dicermati agar pemuda tidak tergerus oleh berbagai ancaman di atas. Penguatan ideologi dengan memanfaatkan media sosial misalnya menjadi keniscayaan.


Pelbagai tantangan di atas menuntut respon yang optimal dari Kemenpora sebagai kelembagaan di pemerintahan yang memiliki kewenangan untuk memastikan agar persoalan pemuda dan olahraga dapat ditangani dengan memadai.


Terkini